Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jakarta – Aksi bentrok dan kekerasan dalam aksi bela Palestina di Kota Bitung, Sulawesi Utara, mendapat kutukan keras dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Apalagi dalam insiden yang terjadi pada Sabtu (25/11/2023) itu terdapat korban jiwa.

Ketua Komisi Fatwa MUI KH Asrorun Niam, Senin (27/11/2023) menyebut jika peristiwa itu merupakan tindakan kriminal dan biadab. Pihak MUI meminta aparat penegak hukum melalukan pengusutan secara tuntas.

”Tindakan itu jelas kriminal dan biadab. Penegak hukum harus melakukan langkah-langkah hukum terhadap tindakan penganiayaan tersebut," katanya dikutip dari Kumparan.

Selain itu MUI secara khusus meminta agar polisi bersikap tegas agar isu ini tidak meluas. Pasalnya dikhawatirkan isu ini akan meluas.

”Polisi tidak boleh lamban menangani. Tidak boleh gamang. Jangan ragu menangani tindak kriminal, jangan tunggu besar," beber Niam.

Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah MUI, KH Cholil Nafis, sebelumnya juga menyuarakan agar aparat penegak hukum mengusut kasus insiden itu secara tuntas.

Pasalnya, beredar isu jika dalam bentrokan itu terdapat oknum yang diduga membawa atribut mirip bendera Israel.

”Biar tidak simpang siur dan tidak ada yang melanggar konstitusi bahwa Indonesia menolak penjajahan di Palestina dan tidak ada yang membela Israelm maka bentrokan ini harus diproses hukum dan ditindak seadil-adilnya. Jangan sampai di sini ada yang pro-penjajahan," kata Kiai Cholil di akun X.

Diberitakan sebelumnya, bentrok terjadi saat kelompok yang terlibat melakukan kegiatan bersama. Insiden ini sempat viral karena disebut-sebut terdapat kelompok yang membawa atribut mirip bendera Israel. Mereka membawa atribut itu secara konvoi mengunakan sepeda motor hingga mobil bak terbuka.

Dalam video yang beredar juga memperlihatkan sebuah ambulans terguling. Sejumlah orang menggunakan senjata tajam berbentuk parang panjang menghancurkan mobil ambulans bernompol DB 8262 CH.

Badan Kesbangpolda Provinsi Sulawesi Utara, Minggu (26/11/2023) pagi menyebut, peristiwa bentrokan di Bitung itu terjadi, Sabtu (25/11/2023) pukul 18.00 sampai dengan 19.55 WITA.

Insiden itu disebut bermula dari dua kegiatan yang terjadi pada saat bersamaan. Pertama adalah giat parade budaya masyarakat adat Makatana Minahasa. Lalu kedua ada giat doa dan Salat Ghaib untuk Palestina.

Menurut Badan Kesbangpolda Sulut, pukul 16.54 WITA, di lokasi konsentrasi massa Masyarakat Adat Makatana Minahasa dan Pasukan Manguni Makasiou diduga ada oknum yang berteriak takbir. Kemudian ormas adat mengejar sampai di Pasar Kanopi.

Pada saat massa ormas adat merangsek masuk ke arah pusat kota mengejar oknum memprovokasi itu, massa berpapasan dengan mobil ambulans yang saat itu memuat atribut kegiatan bendera Tauhid.

Terjadilah pengerusakan kendaraan ambulans oleh massa ormas, pembakaran atribut serta adanya penganiayaan terhadap salah seorang dari peserta doa dan salat gaib untuk Palestina.

Tak lama usai bentrokan, kedua kelompok langsung dipertemukan dan memutuskan kesepakatan damai.

Kesepakatan damai itu dituangkan dalam Berita Acara Kesepakatan Damai yang digelar di GOR Duasudara yang diprakarsai FKUB Kota Bitung dan BKSUA Kota Bitung, Sabtu (25/11/2023) malam.

 

Komentar