”Kalau berbicara bakal calon bupati, tiga nama ini yang memang sangat kuat dan sangat berpotesi untuk maju ke pencalonan. Cuma, ini kan masih ada rentan waktu yang cukup lama dan saya yakin masih sangat dinamis,” ucap Pengamat politik Kudus Mahmudun pada
, Senin (29/5/2023).
Dia mengatakan, bisa saja ke depan muncul nama-nama baru yang diusung oleh partai politik. Karena sesuai peraturan perundang-undangan, parpol dengan perolehan minimal 20 persen atau sembilan kursi bisa mengusung calon bupatinya sendiri.
Sementara untuk potensi calon yang datang dari kalangan ketua partai politik (parpol), Mahmudun menyatakan bisa saja ada. Namun, mereka diperkirakannya lebih memilih untuk berada di tempatnya yakni di legislatif.
”Mereka juga akan sadar kekuatan sehingga tetap akan mengusung calon bukan mencalonkan,” ujarnya.
Meski begitu, Mahmudun kembali menyebutkan jika hal ini masih sangat dinamis. Maneuver politik akan semakin panas ketika menjelang pemilihan di bulan November 2024 mendatang.”Ya kita akan melihat sengitnya pilkada mungkin baru di tahun depan, sementara saat ini kami rasa mereka akan menghemat tenaga,” tandasnya.Hingga saat ini sendiri, belum ada partai politik yang gamblang mencalonkan satu tokoh sebagai calon bupati. Hanya dari Golkar saja yang memberi tanda untuk mengusung sekretaris DPC mereka, Mawahib Afkar.Dia merurpakan adik dari politisi yang kini berada di DPR RI, Nusron Wahid. Editor: Supriyadi
Murianews, Kudus – Tiga nama santer dikabarkan menjadi bakal calon Bupati (Cabup) Kudus di pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024 mendatang. Mereka adalah Bupati Kudus HM Hartopo, Ketua DPRD Kudus Masan, hingga Sekretaris Dareah (Sekda) Kabupaten Kudus, Samani Intakoris.
”Kalau berbicara bakal calon bupati, tiga nama ini yang memang sangat kuat dan sangat berpotesi untuk maju ke pencalonan. Cuma, ini kan masih ada rentan waktu yang cukup lama dan saya yakin masih sangat dinamis,” ucap Pengamat politik Kudus Mahmudun pada
Murianews.com, Senin (29/5/2023).
Dia mengatakan, bisa saja ke depan muncul nama-nama baru yang diusung oleh partai politik. Karena sesuai peraturan perundang-undangan, parpol dengan perolehan minimal 20 persen atau sembilan kursi bisa mengusung calon bupatinya sendiri.
Baca: Golkar Buka Isyarat Usung Mawahib jadi Calon Bupati Kudus
Sementara untuk potensi calon yang datang dari kalangan ketua partai politik (parpol), Mahmudun menyatakan bisa saja ada. Namun, mereka diperkirakannya lebih memilih untuk berada di tempatnya yakni di legislatif.
”Mereka juga akan sadar kekuatan sehingga tetap akan mengusung calon bukan mencalonkan,” ujarnya.
Meski begitu, Mahmudun kembali menyebutkan jika hal ini masih sangat dinamis. Maneuver politik akan semakin panas ketika menjelang pemilihan di bulan November 2024 mendatang.
”Ya kita akan melihat sengitnya pilkada mungkin baru di tahun depan, sementara saat ini kami rasa mereka akan menghemat tenaga,” tandasnya.
Hingga saat ini sendiri, belum ada partai politik yang gamblang mencalonkan satu tokoh sebagai calon bupati. Hanya dari Golkar saja yang memberi tanda untuk mengusung sekretaris DPC mereka, Mawahib Afkar.
Dia merurpakan adik dari politisi yang kini berada di DPR RI, Nusron Wahid.
Editor: Supriyadi