Adapun yang pertama adalah perkembangan cuaca yang masih kemarau basah. Sehingga meskipun masuk musim kemarau, beberapa kali sempat terjadi hujan.
Selanjutnya adalah makin mudahnya jaringan air di masyarakat. Baik melalui PDAM ataupun Pamsimas yang dimiliki masing-masing desa.
”Kami melihat makin banyak pamsimas yang didirikan oleh desa. Hal ini tentu sangat membantu dalam hal penyediaan air bersih,” ucap Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kudus Djunaedi, Kamis (8/6/2023).
BPBD Kudus, lanjut dia, juga sudah aktif melakukan penanaman pohon di wilayah mata air. Sebagiannya juga kini mulai tumbuh dan diharapkan bisa membantu menjaga kualitas dan kuantitas mata air.
”Yang sudah berhasil di wilayah atas, kami berharap ini bisa membantu menjaga kualitas mata air,” sambungnya.
Meski demikian, BPBD Kudus tetap menyiapkan langkah taktis untuk menanggulangi kekeringan di Kudus. Mengingat anomali cuaca saat ini masih berubah-ubah.Adapun antisipasinya adalah dengan cara menyiapkan setidaknya satu juta liter air bersih untuk penanggulangan kekeringan. Jumlah tersebut setara dengan 200 tangki air bersih berkapasitas 5.000 liter.
Cadangan air tersebut pun sudah siap untuk didistribusikan bilamana ada wilayah yang mengalami kekeringan rumah tangga. ”Namun kami berharapnya itu biar menjadi cadangan air saja, jangan sampai terpakai dan jangan sampai ada kekeringan,” tandasnya.BPBD Kudus sendiri mencatat kekeringan paling parah dalam lima tahun terakhir terjadi pada tahun 2019 silam. Di mana saat itu ada delapan desa yang meminta suplay air bersih. Editor: Supriyadi
Murianews, Kudus – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah meyakini jika potensi kekeringan ekstrem di Kota Kretek pada tahun ini sangat minim. Mereka pun punya sejumlah alasan kuat.
Adapun yang pertama adalah perkembangan cuaca yang masih kemarau basah. Sehingga meskipun masuk musim kemarau, beberapa kali sempat terjadi hujan.
Selanjutnya adalah makin mudahnya jaringan air di masyarakat. Baik melalui PDAM ataupun Pamsimas yang dimiliki masing-masing desa.
Baca: BPBD Siapkan Satu Juta Liter Air Bersih Antisipasi Kekeringan di Kudus
”Kami melihat makin banyak pamsimas yang didirikan oleh desa. Hal ini tentu sangat membantu dalam hal penyediaan air bersih,” ucap Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kudus Djunaedi, Kamis (8/6/2023).
BPBD Kudus, lanjut dia, juga sudah aktif melakukan penanaman pohon di wilayah mata air. Sebagiannya juga kini mulai tumbuh dan diharapkan bisa membantu menjaga kualitas dan kuantitas mata air.
”Yang sudah berhasil di wilayah atas, kami berharap ini bisa membantu menjaga kualitas mata air,” sambungnya.
Meski demikian, BPBD Kudus tetap menyiapkan langkah taktis untuk menanggulangi kekeringan di Kudus. Mengingat anomali cuaca saat ini masih berubah-ubah.
Adapun antisipasinya adalah dengan cara menyiapkan setidaknya satu juta liter air bersih untuk penanggulangan kekeringan. Jumlah tersebut setara dengan 200 tangki air bersih berkapasitas 5.000 liter.
Baca: Kudus Bentuk Satgas Siaga Kekeringan Hadapi Kemarau 2023
Cadangan air tersebut pun sudah siap untuk didistribusikan bilamana ada wilayah yang mengalami kekeringan rumah tangga. ”Namun kami berharapnya itu biar menjadi cadangan air saja, jangan sampai terpakai dan jangan sampai ada kekeringan,” tandasnya.
BPBD Kudus sendiri mencatat kekeringan paling parah dalam lima tahun terakhir terjadi pada tahun 2019 silam. Di mana saat itu ada delapan desa yang meminta suplay air bersih.
Editor: Supriyadi