Sejumlah proses pun mengiri tradisi yang sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda itu.
Sebelum dijamas, kedua pusaka terlebih dahulu dikeluarkan di tempat penyimpanan berbentuk kotak berbahan kayu. Kotak tersebut disimpan di atap bangunan tajuk Masjid Menara Kudus.
Sebuah cairan yang disebut banyu londho, yang memiliki kegunaan untuk mempertahankan warna hitam dan kilapnya keris pun disiapkan.
Cairan ini berasal dari rendaman merang ketan hitam. Keris dan tombak pun kemudian dicelupkan ke dalam air tersebut.
Setelah dicelupkan, keris kemudian langsung dikeringkan di atas tumpukan sekam ketan hitam dalam nampan.
Kemudian, keris diberi wewangian dan dikembalikan seperti semula dengan diiringi bacaan selawat.
Bagian Penelitian dan Pengembangan Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK) Abdul Jalil mengungkapkan, penjamasan rutin diadakan setiap hari Senin atau Kamis pertama setelah hari Tasyrik. Atau sekitar tanggal 11, 12, dan 13 bulan Zulhijah.”Hari tasyriknya kan kemarin, nah hari ini merupakan waktunya penjamasan keris Kanjeng Sunan Kudus,” katanya.
Usai dilakukan penjamasan, para tamu undangan pun disuguhkan dengan jajan pasar dan opor panggang. Yang mana dua sajian ini menurut cerita turun temurun adalah kesukaan Sunan Kudus.”Memang tidak ada yang tahu pasti apa makanan favorit Kanjeng Sunan. Namun sisi baiknya adalah ini bisa memberdayakan ekonomi masyarakat karena dari dalam Kudus sendiri,” tuturnya.Dengan dilaksanakannya penjamasan ini, maka dimulai pula sederet kegiatan Buka Luwur Sunan Kudus tahun 2023 ini. Sederet kegiatan pun akan diselenggarakan mulai dari skala lokal hingga internasional.https://youtu.be/9-0Vredb4QAEditor: Ali Muntoha
Murianews, Kudus – Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK) Kudus, Jawa Tengah, kembali menyelenggarakan jamasan pusaka Sunan Kudus, Senin (3/7/2023). Pusaka yang dijamas yakni Keris Kiai Cinthaka dan dua tombak trisuna peninggalan Sunan Kudus.
Sejumlah proses pun mengiri tradisi yang sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda itu.
Sebelum dijamas, kedua pusaka terlebih dahulu dikeluarkan di tempat penyimpanan berbentuk kotak berbahan kayu. Kotak tersebut disimpan di atap bangunan tajuk Masjid Menara Kudus.
Sebuah cairan yang disebut banyu londho, yang memiliki kegunaan untuk mempertahankan warna hitam dan kilapnya keris pun disiapkan.
Cairan ini berasal dari rendaman merang ketan hitam. Keris dan tombak pun kemudian dicelupkan ke dalam air tersebut.
Baca: Pusaka Sunan Kudus Dijamas, Begini Urut-Urutan Prosesnya
Setelah dicelupkan, keris kemudian langsung dikeringkan di atas tumpukan sekam ketan hitam dalam nampan.
Kemudian, keris diberi wewangian dan dikembalikan seperti semula dengan diiringi bacaan selawat.
Bagian Penelitian dan Pengembangan Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK) Abdul Jalil mengungkapkan, penjamasan rutin diadakan setiap hari Senin atau Kamis pertama setelah hari Tasyrik. Atau sekitar tanggal 11, 12, dan 13 bulan Zulhijah.
”Hari tasyriknya kan kemarin, nah hari ini merupakan waktunya penjamasan keris Kanjeng Sunan Kudus,” katanya.
Baca: Ini Cara Sakral Penjamasan Pusaka Sunan Kudus
Usai dilakukan penjamasan, para tamu undangan pun disuguhkan dengan jajan pasar dan opor panggang. Yang mana dua sajian ini menurut cerita turun temurun adalah kesukaan Sunan Kudus.
”Memang tidak ada yang tahu pasti apa makanan favorit Kanjeng Sunan. Namun sisi baiknya adalah ini bisa memberdayakan ekonomi masyarakat karena dari dalam Kudus sendiri,” tuturnya.
Dengan dilaksanakannya penjamasan ini, maka dimulai pula sederet kegiatan Buka Luwur Sunan Kudus tahun 2023 ini. Sederet kegiatan pun akan diselenggarakan mulai dari skala lokal hingga internasional.
https://youtu.be/9-0Vredb4QA
Editor: Ali Muntoha