Murianews, Kudus – Jumlah usaha pertanian di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah (Jateng), mengalami penurunan di tahun 2023 ini. Hasil dari sensus pertanian tahun 2023 menyebutkan jika jumlah usaha tani di Kudus adalah sebanyak 44.724 unit usaha.
Jumlah tersebut menurun sebesar 21,96 persen dibanding sepuluh tahun lalu. Saat sensus pertanian 2013 dilaksanakan.
Kepala BPS Kudus Eko Suharto mengatakan, dari jumlah unit tersebut terbagi dalam tiga jenis usaha tani. Yakni usaha tani perorangan (UTP), usaha tani berbadan hukum (UTB) dan usaha tani lainnya (UTL).
”Untuk Kudus yang paling mendominasi memang UTP, di mana jumlahnya sebesar 99,94 persen dari total usaha pertanian,” katanya Kamis (7/12/2023).
Sementara jika dibagi per wilayah, berdasarkan hasil ST2023, Kecamatan Dawe, Undaan, dan Jekulo, merupakan kecamatan dengan jumlah UTP paling banyak.
Untuk Kecamatan Dawe terdapat 12.678 unit usaha tani perorangan. Kemudian untuk Kecamatan Undaan terdapat 9.254 unit dan Kecamatan Jekulo terdapat 7.183 unit. Sedangkan sisanya tersebar hampir merata di enam kecamatan lainnya.
”Yang paling sedikit memang Kota Kudus, hanya sebanyak 346 unit saja yang saat ini masih aktif,” pungkasnya.
Terkait alasan turunnya jumlah usaha tani ini, BPS sendiri, sambung Eko, hanya melakukan pemotretan data sesuai terkait kondisi di lapangan. Namun jika dikaitkan dengan sejumlah fenomena, maka jawabannya adalah karena minimnya lahan pertanian di Kudus.
Serta dengan budaya masyarakatnya yang memilih bekerja di perusahaan ketimbang menggeluti usaha pertanian.
Editor: Cholis Anwar



