Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Lazimnya sebuah warung makan, pastinya mengejar keuntungan dari berdagangnya. Menjual aneka makanan sehingga menarik para pembelinya.

Namun, tidak dengan warung sedekah yang berdiri Jalan Jenderal Ahmad Yani, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah ini.

Alih-alih mencari keuntungan dari berjualan, warung ini justru menyajikan aneka makanan yang sudah cukup untuk memenuhi gizi penikmatnya. Dan yang terpenting, tidak ada ongkos apapun alias gratis bagi siapa saja yang membutuhkan makan.

Warung ini memang tidak setiap hari dibuka. Juga tidak pula menyediakan pengananan yang bisa dikata mewah. Namun ketika dibuka, belum genap sepuluh menit, banyak warga yang mengantre untuk mendapatkan makanan.

Setiap buka di hari Kamis dan Minggu sore, mereka bisa menyediakan 300-an lebih porsi makan. Dan jumlah tersebut selalu ludes dalam hitungan kurang dari satu jam. Banyak kalangan menikmatinya.

Kalangan bawah hingga menengah ke atas pun pernah duduk di tempat yang sama menyantap makanan sederhana yang disediakan warung sedekah ini.

Sudah sembilan tahun lamanya warung ini berdiri. Pemrakarsanya adalah seorang pengusaha kafe sekaligus  Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) Kudus Samani Intakoris. Karena kesibukannya, Samani dibantu oleh seorang bernama Bosnia Sasminta.

Namun Samani sesekali juga menilik ke sana, menyapa para penikmat makanan sederhana dari berbagai srata.

Meski demikian, prioritasnya juga tetaplah kaum-kaum marjinal yang kesulitan makan. Sehingga tujuan dari warung ini tetap terjaga.

”Kami sesekali ke sini, ini sebenarnya dulu adalah warung yang ingin kami bangun untuk kaum dhuafa saja yang kesulitan mendapat makanan, namun kami rasa banyak pengguna jalan dan siapapun orangnya juga membutuhkan makan, ya akhirnya ini terbuka untuk siapa saja,” kata Samani.

Samani mengatakan, tidak ada maksud khusus dari dirinya mendirikan warung sedekah ini. Dia hanya ingin berbagi dengan sesama. Ini juga merupakan bentuk rasa syukurnya atas apa yang dia dapat selama ini.

”Kami sesekali makan bersama mereka, kadang ada banyak hal yang mereka tidak bisa suarakan dan akhirnya muculah cerita di sana, namun kalau puasa seperti ini ya tentu dibungkus. Makanannya memang sederhana tapi tetap bisa buat Kudus Sehat,” tutur Samani.

Dia berharap apa yang ia lakukan ini bisa menginspirasi banyak pihak lainnya. Sehingga kemudian muncul warung-warung sedekah lainnya.

”Kalau seperti itu tentu akan sangat menyenangkan, tidak ada lagi warga Kudus yang kesusahan mendapat makanan, Kudus kemudian semakin baik semakin sehat,” ungkapnya.

Editor: Supriyadi

Komentar