MP3I Kudus Hadang Judi Online dengan Gerakan SantriPreneurship
Anggara Jiwandhana
Sabtu, 29 Juni 2024 13:02:00
Murianews, Kudus – Majlis Pengurus Cabang (MPC) Majlis Permusyawaratan Pengasuh Pesantren Indonesia (MP3I) Kudus akan menggalakkan Gerakan SantriPreneurship untuk menangkal kegiatan Judi Online, terutama di kalangan santri di Kudus.
Hal tersebut tercetus dalam konsolidasi dan komunikasi intens untuk menentukan sikap dalam menghadapai realitas sosial akhir-akhir ini di Pondok pesantren Tasywiqul Furqon Kudus yang diasuh oleh KH Ahmad Bahruddin, Jumat (29/6/2024).
Setidaknya ada tiga isu pentingnya yang menjadi sorotan. Yakni terkait isu meneguhkan pesantren ramah anak, pesantren cerdas dan sehat, dan ekologi kemandirian pesantren dalam menghadapi Indonesia emas 2045.
Hadir dalam pertemuan tersebut Ketua MPC MP3I Kudus, KH Hafid Asnawi, Pengasuh Pondok Pesantren Roudlotut Tholibin, Bendan, Ketua Majlis Pembina PC MP3I Kudus, KH M Mujib, dari Pesantren Al Qoumaniyah Jekulo Kudus.
Serta pengurus MPC MP3I Kudus seperti Kiai Salim dan dan KH. Chirzil Ala dari Madrasah TBS Kudus. Ada juga KH. Ahmad Nasih dari Ponpes Yanbu’ul Qur’an Kudus, KH.Em. Masyfu’i dan KH. Isbah Khalili dari Madrasah Qudsiyah Kudus.
Rapat konsolidasi yang dipimpin oleh Wakil Sekretaris MPC MP3I Kudus, KH. Nur Said, yang juga sebagai pengasuh Pesantren Mahasiswa Prisma Quranuna Kudus ini merumuskan komitmen dan sejumah rekomendasi penting. Salah satunya adalah Santripreneurship ini.
”Dalam kemandirian, pesantren perlu mengembangkan inkubasi bisnis (santri preneurship) yang halalan thoyyiban agar terbebas dari judi-online yang meresahkan generasi bangsa akhir-akhir ini,” katanya dalam forum.
MP3I juga sepakat untuk menghadapi revolusi teknologi informasi yang dikenal sebagai great disruption, mereka tetap akan memelihara nilai-nilai lama yang baik, dan mengambil nilai baru yang lebih baik.
”Untuk itu perkembangan teknologi digital termasuk media sosial, dan berbagai platform artificial intelligence, perlu dimanfaatkan sebagai media menyemai Islam ramah dalam turut mengembangkan moderasi beragama sebagaimana dilakukan dalam gaya dakwah Walisongo dan para Kiai pendahulu pada zamannya,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut juga disepakati jika insan pesantren dihimbau bijak dan pintar seleksi menfilter berbagai akun yang tidak sehat agar perkembangan cyber media menjadi berkah bukan musibah.
”Ajaran tradisi pesantren yang selalu menempatkan bab bersuci (Babut Thoharoh) pada bagian pertama dalam berbagai kitab Fiqih yang dipelajri para santri, perlu dihidupkan melalui pengembangan ekologi pesantren yang sehat, bersih dan mandiri bebas dari berbagai bentuk kekerasan,” ungkapnya.
Meski demikian, MP3I menyadari jika semua itu perlu dilakukan secara kolaboratif dengan berbagai pihak (stake holder) menuju kehudupan Islam yang ramah dalam dalam keluarga, pesantren, masayarakat dan dalam berbangsa.
”Maka MP3I Kudus siap berkolaborasi berjuang bersama dalam membangun peradaban bangsa yang santun, toleran dan mandiri, peradaban khas santri dan pesantren,” tandasnya.



