Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Kepala Desa Kajar, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Bambang Totok Subiyanto memastikan proyek sumur bor di desa tersebut tetap dilanjutkan.

Hal tersebut telah disepakati antara kubu penolak proyek sumur bor dan kubu pendukung pelaksanaan proyek sumur bor tersebut di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kudus, Selasa (10/9/2024).

Meski memang, kubu yang menolak kehadiran sumur bor di wilayah Kajar tersebut tetap ingin warga menyepakati penggunaan air permukaan tinimbang air bawah tanah.

”Sebenarnya tujuannya itu sama yakni sama-sama memperoleh air minum. Cuma kami sebagai pemerintah desa di sini, harus menyediakan air minum dengan adil karena air in ikan tidak ada penggantinya seperti jagung atau ketela,” kata Bambang usai audiensi.

Dia pun menjelaskan jika pemerintah desa memang mengajukan proposal pengajuan pembuatan tiga sumur bor ke Dinas PUPR Kudus. Hal tersebut dilakukan agar seluruh warga Kajar bisa mendapat akses air bersih.

Karena memang saat ini prose pendistribusian air masih secara manual dan belum seluruhnya terlewati pipanisasi.

”Kami ada cadangan air telaga, itu bisa mengaliri 3.500-an rumah warga. Namun karena masih manual jadi hanya 610 rumah saja yang teraliri. Adanya sumur bor inilah yang kemudian ini jadi solusi. Sama saja, nanti juga akan diserap lagi airnya oleh alam,” tuturnya.

Mengenai potensi penggunaan air permukaan, Bambang mengatakan untuk saat ini memang masih bisa dan baik-baik saja. Namun melihat cepatnya perkembangan manusia dan teknologi, bukan tidak mungkin dalam lima tahun ke depan terjadi permasalahan.

”Karena itulah kami mengajukan pengerjaan sumur bor ini, supaya anak cucu nanti juga tetap bisa mendapatkan pasokan air yang cukup dan layak,” ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, Puluhan warga Desa Kajar, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah menggeruduk kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kudus, Selasa (10/9/2024). Mereka, menuntut agar proyek pengerjaan sumur bor di kawasan itu tetap dilanjutkan dan tidak dihentikan.

Alasannya adalah karena sumur bor tersebut dapat menyuplai air bersih bagi hampir seluruh warga desa. Jika proyek dihentikan, mereka khawatir akan kekurangan air bersih di musim kemarau ini.

Dengan mengendarai enam mobil bak terbuka, mereka datang dengan membawa beraneka spanduk sekitar pukul 09.00 WIB. Spanduk-spanduk itu bertuliskan aspirasi tentang permintaan mereka akan keberlangsungan sumur bor tersebut.

Salah satu peserta aksi Edi Purnomo menyebut, saat ini proyek sumur bor sudah selesai di satu titik dan akan berlanjut ke titik lainnya. Dari satu titik tersebut, warga sangat merasakan manfaatnya.

Namun tiba-tiba masyarakat mendengar ada warga lainnya yang ingin proyek tersebut dihentikan.  Sehingga ketika mereka mendengar kabar ini, mereka langsung sepakat untuk menyuarakan aspirasinya langsung ke Dinas PUPR.

 

Komentar