Survei OECD merupakan upaya internasional komprehensif untuk mendokumentasikan keterampilan sosial emosional siswa, serta kondisi dan praktik yang mendukung pengembangannya.
Survey ini menunjukkan bagaimana keterampilan sosial emosional seperti empati, kreativitas, dan kegigihan dapat menjadi kunci keberhasilan individu dan masyarakat.
Survey, melibatkan lebih dari 70 ribu siswa berusia 10 dan 15 tahun, di 16 lokasi global, termasuk Helsinki (Finlandia), Gunma (Jepang), dan Delhi (India). Indonesia pun menjadi salah satu negara yang masuk dalam survei ini, di mana Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menjadi lokus survei tersebut.
Dalam peluncuran survey ini, acara dihadiri oleh lebih dari 300 tamu undangan, yang mencakup berbagai pemangku kepentingan, termasuk guru, kepala sekolah, orang tua, pembuat kebijakan, akademisi, hingga pegiat filantropi di SD Masehi Kudus, Sabtu (7/12/2024) kemarin.
Pada sesi sore acara dilanjutkan dengan workshop yang diikuti 240 guru, memberikan ruang untuk pendalaman praktik baik dalam penerapan keterampilan sosial-emosional di sekolah.
Direktur Pendidikan & Keterampilan OECD Andreas Schleicher mengungkapkan, ada lima temuan yang bisa didapatkan dalam survei yang mengangkat tema “Menuju Generasi Cerdas Sosial Emosional: Temuan Global dan Praktik Baik Kudus untuk Indonesia”.
Kelima temuan itu yakni tentang kunci keberhasilan holistik, di mana keterampilan sosial dan emosional siswa merupakan prediktor signifikan terhadap nilai sekolah, kesehatan, dan kesejahteraan, terlepas dari latar belakang, kelompok usia, maupun kota domisili.
Kemudian penurunan kreativitas dan rasa ingin tahu di masa remaja. Survei menunjukkan keterampilan ini menurun secara signifikan pada siswa usia 15 tahun dibandingkan dengan siswa usia 10 tahun, terutama di kota-kota Asia.
Murianews, Kudus – Bakti Pendidikan Djarum Foundation bersama Organisation for Economic Co-Operation and Development (OECD) meluncurkan temuan Survei Global Keterampilan Sosial dan Emosional (SSES).
Survei OECD merupakan upaya internasional komprehensif untuk mendokumentasikan keterampilan sosial emosional siswa, serta kondisi dan praktik yang mendukung pengembangannya.
Survey ini menunjukkan bagaimana keterampilan sosial emosional seperti empati, kreativitas, dan kegigihan dapat menjadi kunci keberhasilan individu dan masyarakat.
Survey, melibatkan lebih dari 70 ribu siswa berusia 10 dan 15 tahun, di 16 lokasi global, termasuk Helsinki (Finlandia), Gunma (Jepang), dan Delhi (India). Indonesia pun menjadi salah satu negara yang masuk dalam survei ini, di mana Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menjadi lokus survei tersebut.
Dalam peluncuran survey ini, acara dihadiri oleh lebih dari 300 tamu undangan, yang mencakup berbagai pemangku kepentingan, termasuk guru, kepala sekolah, orang tua, pembuat kebijakan, akademisi, hingga pegiat filantropi di SD Masehi Kudus, Sabtu (7/12/2024) kemarin.
Pada sesi sore acara dilanjutkan dengan workshop yang diikuti 240 guru, memberikan ruang untuk pendalaman praktik baik dalam penerapan keterampilan sosial-emosional di sekolah.
Direktur Pendidikan & Keterampilan OECD Andreas Schleicher mengungkapkan, ada lima temuan yang bisa didapatkan dalam survei yang mengangkat tema “Menuju Generasi Cerdas Sosial Emosional: Temuan Global dan Praktik Baik Kudus untuk Indonesia”.
Kelima temuan itu yakni tentang kunci keberhasilan holistik, di mana keterampilan sosial dan emosional siswa merupakan prediktor signifikan terhadap nilai sekolah, kesehatan, dan kesejahteraan, terlepas dari latar belakang, kelompok usia, maupun kota domisili.
Kemudian penurunan kreativitas dan rasa ingin tahu di masa remaja. Survei menunjukkan keterampilan ini menurun secara signifikan pada siswa usia 15 tahun dibandingkan dengan siswa usia 10 tahun, terutama di kota-kota Asia.
Selanjutnya adalah komitmen kuat pendidik indonesia. Di antara semua lokasi, pendidik di Kudus menunjukkan konsistensi tertinggi dalam mengintegrasikan keterampilan sosial emosional lintas mata pelajaran.
Mereka juga paling memiliki kesamaan pola pikir tentang dampak keterampilan tersebut bagi hasil akademik dan kehidupan siswa, serta tanggung jawab sebagai pendidik untuk menumbuhkannya.
Penciptaan lingkungan sekolah aman untuk keberhasilan siswa dan pemberian umpan balik positif ke siswa.
”Siswa yang menerima lebih banyak umpan balik guru memiliki keterampilan sosial dan emosional yang lebih tinggi. Di Kudus, menerima umpan balik guru yang lebih sering paling erat kaitannya dengan motivasi berprestasi, rasa ingin tahu, keramahan, kepercayaan, dan toleransi,” lanjutnya.
Di Kudus sendiri, sambungnya, Temuan Survei Sosial Emotional Skills OECD di Kudus turut memperlihatkan bahwa akar budaya yang kuat dapat memberi pengaruh positif bagi keterampilan sosial emosional siswa di masa depan.
Kudus menempatkan pendidikan sebagai budaya dan membudayakan pendidikan, merupakan fondasi dalam menumbuhkan keterampilan sosial emosional pada siswa.
”Ibarat pohon dengan masa depan yang selalu berganti, keterampilan sosial emosional merupakan akar yang menguatkan untuk terus tumbuh dan beradaptasi dengan kondisi dunia yang penuh ketidakpastian,” ungkapnya.
Koordinator Nasional Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan, Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Ananto Kusuma Seta mengapresiasi temuan survei OECD ini.
Ia menilai penemuan ini tepat waktu dan selaras dengan arah kebijakan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed untuk meningkatkan keterampilan sosial-emosional siswa, dengan konsep pembelajaran yang mindful, meaningful, dan joyful.
Penjabat Bupati Kudus HM Hasan Chabibie mengatakan, sebagai satu-satunya kota perwakilan Indonesia dalam survei global ini, Kudus telah menunjukkan komitmen terhadap pembelajaran sosial emosional melalui aneka program strategis, yang didukung oleh mitra seperti Djarum Foundation.
”Sehingga kemudian membantu mempercepat penerapan praktik baik di sekolah. Praktik-praktik baik yang sudah berjalan di Kudus ini perlu kita pertajam lagi sekaligus melakukan scale-up melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah ke sekolah-sekolah lain di seluruh daerah di Indonesia,” tandasnya.