Dengan mengajak seluruh buruh rokok di empat unit kerja, Djarum membuat tantangan Rp 25 ribu harus bisa berbelanja bahan makanan yang bergizi seimbang dan efisien.
Senior Manager Bakti Sosial Djarum Foundation David Setiadi menjelaskan, dalam tantangan yang unik itu, setiap buruh diuji ketangkasannya berbelanja bahan pangan sehat di pasar tradisional terdekat hanya dengan modal tunai sebesar Rp 25.000. Modal tersebut boleh habis, boleh juga tidak.
Tentunya, sambung dia, tantangan ini tidak berfokus pada kehematan si buruh, melainkan mengedukasi peserta untuk melakukan belanja cerdas yang wajib memenuhi lima komponen utama gizi seimbang, yakni Karbohidrat, Protein Nabati, Protein Hewani, Sayur dan Buah, serta Pelengkap atau Susu.
”Acara ini kami beri nama Belanja Pinter Gizine Bener dan diikuti setidaknya 2.500 buruh rokok Djarum secara bertahap,” katanya Kamis (30/10/2025).
Seluruh hasil belanja kemudian dievaluasi secara ketat oleh para penilai gizi yang telah ditunjuk. Peserta yang berhasil memenuhi kelima komponen wajib tersebut akan langsung menerima tambahan hadiah sembako.
Selain hadiah langsung, apresiasi khusus diberikan kepada tiga peserta terbaik berupa paket sembako lengkap. Kriteria penilaian untuk predikat terbaik ini didasarkan pada tiga aspek.
”Yakni kemampuan memenuhi lima syarat komponen gizi, keberhasilan dalam menjawab pertanyaan edukatif yang diajukan penilai gizi saat pemeriksaan, dan yang terpenting, demonstrasi efisiensi dalam menggunakan jumlah uang seminimal mungkin untuk mencapai komposisi gizi seimbang,” tambahnya.
David menambahkan, selain kegiatan tersebut ada pula kegiatan Aksi Resik Sehat atau SIKAT . Kegiatan ini telah diikuti oleh total 300 peserta dari seluruh masyarakat di Desa Klumpit dan Desa Kesambi.
Murianews, Kudus – Siapa sangka, tren “Rp 10 ribu di tangan istri yang tepat,” ternyata bisa diimplementasikan sebagai sarana edukasi pencegahan stunting dengan apik oleh Bakti Sosial Djarum Foundation bersama Savoria Group.
Dengan mengajak seluruh buruh rokok di empat unit kerja, Djarum membuat tantangan Rp 25 ribu harus bisa berbelanja bahan makanan yang bergizi seimbang dan efisien.
Senior Manager Bakti Sosial Djarum Foundation David Setiadi menjelaskan, dalam tantangan yang unik itu, setiap buruh diuji ketangkasannya berbelanja bahan pangan sehat di pasar tradisional terdekat hanya dengan modal tunai sebesar Rp 25.000. Modal tersebut boleh habis, boleh juga tidak.
Tentunya, sambung dia, tantangan ini tidak berfokus pada kehematan si buruh, melainkan mengedukasi peserta untuk melakukan belanja cerdas yang wajib memenuhi lima komponen utama gizi seimbang, yakni Karbohidrat, Protein Nabati, Protein Hewani, Sayur dan Buah, serta Pelengkap atau Susu.
”Acara ini kami beri nama Belanja Pinter Gizine Bener dan diikuti setidaknya 2.500 buruh rokok Djarum secara bertahap,” katanya Kamis (30/10/2025).
Seluruh hasil belanja kemudian dievaluasi secara ketat oleh para penilai gizi yang telah ditunjuk. Peserta yang berhasil memenuhi kelima komponen wajib tersebut akan langsung menerima tambahan hadiah sembako.
Selain hadiah langsung, apresiasi khusus diberikan kepada tiga peserta terbaik berupa paket sembako lengkap. Kriteria penilaian untuk predikat terbaik ini didasarkan pada tiga aspek.
”Yakni kemampuan memenuhi lima syarat komponen gizi, keberhasilan dalam menjawab pertanyaan edukatif yang diajukan penilai gizi saat pemeriksaan, dan yang terpenting, demonstrasi efisiensi dalam menggunakan jumlah uang seminimal mungkin untuk mencapai komposisi gizi seimbang,” tambahnya.
David menambahkan, selain kegiatan tersebut ada pula kegiatan Aksi Resik Sehat atau SIKAT . Kegiatan ini telah diikuti oleh total 300 peserta dari seluruh masyarakat di Desa Klumpit dan Desa Kesambi.
Tujuan...
Tujuan dari kegiatan SIKAT ini adalah mengaktifkan kembali kegiatan gotong royong/kerja bakti untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat
Serangkaian kegiatan ini juga merupakan rangkaian kegiatan menuju “Festival Keluarga Sehat 2025” yang akan diselenggarakan pada tanggal 15 dan 16 November 2025 di Alun-alun Simpang 7 Kudus.
Rangkaian kegiatan pra acara yang diadakan berfokus upaya pencegahan stunting, yakni memberi edukasi seputar gizi dan ajakan untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat.
”Karena bicara soal stunting tidak hanya seputar pemenuhan kebutuhan gizi saja, tetapi juga kebersihan lingkungan tempat tinggal yang harus dijaga dengan baik agar tidak mudah terserang penyakit,” ungkapnya.
Terpisah, Program Director Bakti Sosial Djarum Foundation Achmad Budiharto mengatakan, tujuan dari serangkaian agenda ini adalah mengedukasi masyarakat, utamanya Kabupaten Kudus tentang pencegahan dan penanganan stunting untuk siap mempersiapkan generasi Emas menuju Indonesia Emas 2045.
“Dengan ada banyak kegiatan, edukasi gizi dan tempat tinggal yang sehat dalam Festival Keluarga Sehat 2025, kami berharap Kabupaten Kudus dapat menang melawan stunting untuk menuju Generasi Emas 2045,” tutupnya.