Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jakarta – Rencana Presiden Jokowi untuk ’ngantor’ di IKN (Ibu Kota Nusantaa) dipastikan mundur, karena kondisi yang belum siap. Rencananya, Jokowi sudah akan berkantor di IKN pada Juli 2024 ini.

Jokowi sendiri menyampaikan, progres pembangunan di Ibu Kota Nusantara (IKN) mundur dari target awal karena di lokasi pembangunan sering terjadi hujan deras. Sehingga beberapa target masih meleset dari perkiraan awal.

Progres pembangunan IKN yang tidak sesuai dengan rencana awal ini juga membuat rencana Jokowi berkantor di IKN juga terpengaruh. Jika awalnya direncanakan bulan Juli, maka rencana ngantor di IKN Itu tertunda sampai waktu yang belum pasti.

“Kemarin memang targetnya kan Juli (berkantor di IKN), tetapi kan lihat di IKN tiap hari hujan terus, hujan deras banget jadi memang pekerjaan banyak yang mundur,” kata Jokowi di Lanud Halim sebelum bertolak ke UEA, seperti dilansir Antara, Selasa (16/7/2024).

Penyebab tidak tercapainya target pembangunan IKN disebut Jokowi karena memang faktor cuaca yang tidak mendukung. Namun demikian, untuk masalah infrastruktur dasar seperti pasokan air dan listrik di IKN akan segera siap.

“Airnya juga dalam proses disiapkan, listriknya sudah ada tetapi untuk masuk ke ruang-ruang yang ada kan perlu waktu,” ujarnya.

Menteri PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat), Basuki Hadimuljono sebelumnya sudah memastikan untuk pasokan air bersih dan listrik siap tersedia. Penyiapan kebutuhan itu akan dilakukan sebelum Presiden Jokowi berkantor di IKN, sekitar 22 Juli 2024.

"Nanti kan (Presiden) tanggal 22 (Juli) ke Papua (untuk menghadiri peringatan) Hari Anak. Setelah itu insyaallah beliau akan ke sana (IKN)," kata Basuki, pada peka lalu.

Basuki juga memaparkan, proses pengujian air bersih atau commissioning akan mulai dilakukan 15 Juli dan pada 18 Juli 2024. Pihaknya akan mengecek sendiri secara langsung hasil distribusi air di IKN.

Sedangkan untuk masalah kebutuhan listri, Basuki menyebutkan kawasan ibu kota baru Indonesia, IKN akan dipasok listrik sebanyak 10 Megawatt. PLN sudah memastikan hal ini.

Sedangkan Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan dilakukannya modifikasi cuaca untuk memastikan pembangunan infrastruktur di IKN bisa berjalan optimal. Selama ini, tantangan terbesar pembangunan Bandara IKN adalah hujan yang terjadi terus-menerus di wilayah Kalimantan Timur.

"Perlu diketahui, curah hujan di wilayah Kalimantan Timur cukup tinggi dalam satu bulan terakhir, bahkan hanya delapan hari cuaca cerah. Oleh karena itu, modifikasi cuaca menjadi keharusan," Budi Karya Sumadi, baru-baru ini.

Budi menjelaskan bahwa dari total 30 hari, terhitung hanya 8 hari yang cerah di kawasan IKN. Jika kondisi ini terus terjadi, lanjut dia, target pembangunan sejumlah fasilitas Bandara IKN berpotensi mundur dari rencana awal.

Komentar