Situasi dunia saat ini menurutnya sedang tidak baik-baik saja. Bukan dari sisi pangannya, tetapi karena adanya berbagai konflik atau perang yang saat ini masih terjadi.
Perang antara Rusia dan Ukraina, perang Israel dan Palestina, serta perang Israel dan Libanon sedikit banyak akan memberi dampak.Perang tersebut bisa berimbas terhadap banyak hal, termasuk ketahanan pangan dalam konteks internasional.
"Seperti pemanasan global yang terjadi pada tahun 2023 juga mempengaruhi produksi pangan di banyak negara produsen pangan, India dan negara-negara lain. Kemudian perang di beberapa negara juga akan mempengaruhi proses perdagangan pangan," kata Guru Besar Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Unsoed itu, seperti dilansir Antara, Senin (14/10/2024).
Masalah ketahanan pangan menjadi sangat penting dan harus dipikirkan betul oleh setiap negara termasuk Indonesia. Melihat perkembangan konstelasi politik internasional, kemampuan menyediakan pangan tanpa harus beli itu menjadi penting.
"Di negara kita pun, kita melihat bahwa pemerintah sudah memahami tentang ancaman kerawanan ketahanan pangan nasional kita, sehingga pemerintah sekarang ini sedang menggalakkan program cetak sawah baru, juga food estate," katanya.
Murianews, Kudus – Hari Pangan Sedunia yang jatuh pada 16 Oktober diharapkan bisa menjadi momentum mewujudkan swasembada pangan nasional. Pernyataan ini disampaikan pakar pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Prof Suprayogi.
Pakar pertanian ini menyatakan, tema Hari Pangan Sedunia Tahun 2024 'Hak Atas Pangan untuk Kehidupan dan Masa Depan yang Lebih Baik', relevan dengan kondisi dunia saat ini.
Situasi dunia saat ini menurutnya sedang tidak baik-baik saja. Bukan dari sisi pangannya, tetapi karena adanya berbagai konflik atau perang yang saat ini masih terjadi.
Perang antara Rusia dan Ukraina, perang Israel dan Palestina, serta perang Israel dan Libanon sedikit banyak akan memberi dampak.Perang tersebut bisa berimbas terhadap banyak hal, termasuk ketahanan pangan dalam konteks internasional.
"Seperti pemanasan global yang terjadi pada tahun 2023 juga mempengaruhi produksi pangan di banyak negara produsen pangan, India dan negara-negara lain. Kemudian perang di beberapa negara juga akan mempengaruhi proses perdagangan pangan," kata Guru Besar Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Unsoed itu, seperti dilansir Antara, Senin (14/10/2024).
Masalah ketahanan pangan menjadi sangat penting dan harus dipikirkan betul oleh setiap negara termasuk Indonesia. Melihat perkembangan konstelasi politik internasional, kemampuan menyediakan pangan tanpa harus beli itu menjadi penting.
"Di negara kita pun, kita melihat bahwa pemerintah sudah memahami tentang ancaman kerawanan ketahanan pangan nasional kita, sehingga pemerintah sekarang ini sedang menggalakkan program cetak sawah baru, juga food estate," katanya.
Program-program.....
Program-program tersebut sangat penting dan pemerintah sudah menyadari bahwa ketahanan pangan Indonesia rawan karena adanya berbagai aspek. Program food estate walaupun belum sukses dan program cetak sawah baru yang mulai digalakkan lagi, sangat dibutuhkan.
"Karena kita itu memang harus berswasembada pangan. Kita tidak bisa mengikuti polanya Singapura yang punya uang karena negara yang berbasis jasa, punya uang bisa beli," tegasnya.
Momentum Hari Pangan Sedunia Tahun 2024, semestinya Indonesia bisa kembali ke tatanan untuk mewujudkan swasembada pangan.Karena Indonesia tidak bisa lagi mengandalkan impor.
Meski ada uang yang bisa digunakan untuk membeli, namun jika konstelasi politik internasional memburuk, maka tidak bisa itu dilakukan. Karena itu, menciptakan swasembada pangan jauh lebih aman.