Penangkapannya terjadi pada Rabu (15/1/2025) setelah penyelidikan terhadap dugaan pemberontakan yang melibatkan dirinya. Yoon Suk Yeol yang berusia 64 tahun, menghadapi tuduhan serius setelah memberlakukan darurat militer pada 3 Desember 2024.
Seperti dilansir Reuters, sejak terpilih pada 2022, Yoon Suk Yeol telah menjadi sosok yang terisolasi, baik dalam partainya sendiri maupun dalam politik nasional. Tumbuh di tengah skandal pribadi, Yoon harus menghadapi oposisi yang gigih dan keretakan di tubuh partainya senndiri.
Isu hukum yang melibatkannya bertambah besar setelah Mahkamah Konstitusi mempertimbangkan pemakzulan dirinya pada Desember 2024, akibat upayanya memberlakukan darurat militer yang kontroversial. Langkah ini dipandang oleh banyak pihak sebagai tindakan ekstrem dalam menghadapi tekanan politik yang semakin besar.
Selain masalah hukum, masa jabatan Yoon juga dibayangi berbagai skandal. Salah satunya adalah tuduhan terhadap istrinya yang diduga menerima tas tangan mewah merek Christian Dior sebagai hadiah.
Skandal ini memicu kecaman publik, terutama setelah hasil pemilihan parlemen pada April menunjukkan kekalahan besar bagi partai yang dipimpin oleh Yoon Suk Yeol.
Di luar negeri, Yoon Suk Yeol mendapat sorotan positif atas kebijakan luar negerinya. Terutama dalam memperbaiki hubungan dengan Jepang yang telah lama tegang, serta meningkatkan kerja sama keamanan dengan Amerika Serikat.
Murianews, Kudus – Yoon Suk Yeol, Presiden Korea Selatan yang sedang menjabat, menjadi presiden pertama dalam sejarah negara ini yang ditangkap. Penangkapannya terjadi setelah kebuntuan politik yang berlangsung berminggu-minggu dengan pihak berwenang.
Penangkapannya terjadi pada Rabu (15/1/2025) setelah penyelidikan terhadap dugaan pemberontakan yang melibatkan dirinya. Yoon Suk Yeol yang berusia 64 tahun, menghadapi tuduhan serius setelah memberlakukan darurat militer pada 3 Desember 2024.
Seperti dilansir Reuters, sejak terpilih pada 2022, Yoon Suk Yeol telah menjadi sosok yang terisolasi, baik dalam partainya sendiri maupun dalam politik nasional. Tumbuh di tengah skandal pribadi, Yoon harus menghadapi oposisi yang gigih dan keretakan di tubuh partainya senndiri.
Isu hukum yang melibatkannya bertambah besar setelah Mahkamah Konstitusi mempertimbangkan pemakzulan dirinya pada Desember 2024, akibat upayanya memberlakukan darurat militer yang kontroversial. Langkah ini dipandang oleh banyak pihak sebagai tindakan ekstrem dalam menghadapi tekanan politik yang semakin besar.
Selain masalah hukum, masa jabatan Yoon juga dibayangi berbagai skandal. Salah satunya adalah tuduhan terhadap istrinya yang diduga menerima tas tangan mewah merek Christian Dior sebagai hadiah.
Skandal ini memicu kecaman publik, terutama setelah hasil pemilihan parlemen pada April menunjukkan kekalahan besar bagi partai yang dipimpin oleh Yoon Suk Yeol.
Di luar negeri, Yoon Suk Yeol mendapat sorotan positif atas kebijakan luar negerinya. Terutama dalam memperbaiki hubungan dengan Jepang yang telah lama tegang, serta meningkatkan kerja sama keamanan dengan Amerika Serikat.
Di dalam negeri...
Namun, di dalam negeri, dia menghadapi tantangan yang lebih besar dalam mempertahankan stabilitas politik. Tidak hanya dari partai oposisi tetapi juga sebagaian internal di partainya sendiri.
Yoon Suk Yeol, mengawali karirnya sebagai seorang jaksa yang terkenal berani. Salah satu momen paling berkesan dalam karirnya adalah saat ia memimpin penyelidikan terhadap Presiden Park Geun-hye pada 2016.
Momen ini membawa Yoon ke pusat perhatian publik dan membantunya memperoleh dukungan yang akhirnya mengantarkannya ke kursi presiden pada 2022.
Namun, perjalanan politik Yoon sejak terpilih tidaklah mulus. Sejumlah keputusan kontroversial, seperti pemindahan kantor kepresidenan dan penolakan untuk memecat pejabat tinggi setelah tragedi kerumunan Halloween 2022, telah mengundang kritik tajam.
Selain itu, hubungan dekatnya dengan sejumlah orang dari masa sekolah menengah, termasuk Menteri Keamanan Lee Sang-min dan Menteri Pertahanan Kim Yong-hyun, semakin menambah ketegangan politik di dalam pemerintahan.
Penangkapan Yoon Suk Yeol menandai babak baru dalam sejarah politik Korea Selatan yang penuh gejolak. Dengan masalah hukum yang semakin meningkat dan ketegangan politik yang tak kunjung reda, nasib Yoon Suk Yeol kini berada di tangan Mahkamah Konstitusi Korea Selatan.
Proses hukum yang sedang berlangsung diperkirakan akan mempengaruhi stabilitas politik Korea Selatan. Dengan berbagai kontroversi yang terus membayangi, serta ketegangan dalam hubungan internal dan eksternal, masa depan kepemimpinan Yoon Suk Yeol kini semakin tidak pasti.