Kamis, 20 November 2025


Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI), Kurnia Lesani Adnan mengatakan, kenaikan harga tiket bus saat lebaran ini bukan tanpa alasan. Dia mengatakan, kenaikan itu terjadi untuk menutupi biaya pengeluaran PO yang juga ikutan naik saat mudik lebaran.

Menurutnya, saat mudik lebaran bus-bus yang dari arah Jakarta ke wilayah timur memang akan penuh penumpang. Namun, pada saat bus-bus itu kembali ke Jakarta, mereka akan sepi penumpang.

BacaMudik dan Balik Lebaran, Tiket Bus Jakarta-Kudus Bakal Naik Dua Kali Lipat

”Bus-bus yang kosong itu juga perlu biaya solar, maintenance (perawatan), dan lain-lain. Sehingga wajar apabila terjadi kenaikan tiket saat mudik,” katanya mengutip Detik.com, Kamis (13/4/2023).

Kurnia mengatakan, penghitungan itu baru dari sisi pengeluaran untuk operasional bus. Sementara pengeluarannya tidak hanya itu, ada pengeluaran lain seperti biaya tambahan untuk kesejahteraan para karyawan PO.
Pada saat momen mudik lebaran, operator bus juga harus menyiapkan anggaran tambahan untuk Tunjangan Hari Raya (THR) para karyawannya.Kemudian dari sisi regulasi, pemerintah juga tidak menentukan tarif tiket bus untuk kelas non ekonomi. Pemerintah hanya mengatur tarif untuk bus kelas ekonomi.Sedangkan saat ini bus-bus yang bermain di jalur Antar Kota Antar Provinsi kebanyakan sudah bus-bus dengan kelas non ekonomi yang secara sasis dan bodi sudah lebih bagus, dan memiliki beberapa fasilitas penunjang kenyamanan penumpang.BacaTiket Bus Jakarta-Wonogiri Sejak H-6 Lebaran Ludes Terjual”Sementara kalau kita lihat sekarang, bus-bus ekonomi AC yang seat-nya 2+3 itu sudah sangat jarang dan saat ini hanya ada di rute jarak pendek hingga menengah. Sedangkan bus-bus AKAP yang digunakan untuk mudik itu kelasnya rata-rata sudah non ekonomi semua, pakai AC, seat-nya 2+2 dan sudah ada toiletnya,” jelas Kurnia.

Baca Juga

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler