Rabu, 19 November 2025


Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada saat konferensi pers menjelang pembukaan KTT ASEAN 2023, Senin (8/5/2023) kemarin. Jokowi mengatakan, situasi di Myanmar saat ini tidak membuat pihak mana pun menang, tapi hanya membuat rakyat menjadi korban.

Karena itu, Jokowi mengaku akan terus menyerukan perdamaian dan penghentian kekerasan di negara tersebut. tidak hanya itu, pihaknya juga mengajak forum ASEAN untuk turut serta dan membantu upaya perdamaian di Myanmar.

Baca: Jelang KTT ASEAN, Wamenparekraf Pastikan Kesiapan Tourist Information Center Bandara Komodo

”Indonesia untuk menyerukan kembali, hentikan kekerasan. Stop using force, stop violence,” kata Jokowi mengutip dari tayangan Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (9//5/2023).

Dengan menggunakan cara kekerasan, lanjut Presiden, maka dapat dipastikan rakyat yang menjadi korban. Kemudian, penggunaan cara-cara kekerasan hanya membuat kemenangan semu yang tidak berarti.
”Tidak akan menyurutkan tekad ASEAN dan karena rakyat yang akan menjadi korban, karena kondisi ini tidak akan membuat siapa pun menang,” terang Jokowi.Untuk itu, keketuaan Indonesia di ASEAN pada tahun ini, ditegaskan Presiden akan terus mendorong implementasi dari lima poin kesepakatan atau Five-Point Consensus. Salah satu poin dalam kesepakatan tersebut adalah berkaitan dengan bantuan kemanusiaan.Baca: Kamar Tak Cukup, Delegasi Dua Negara untuk KTT ASEAN 2023 Menginap di BaliLima poin konsensus yakni menyerukan penghentian kekerasan, dialog dengan semua pemangku kepentingan, menunjuk utusan khusus untuk memfasilitasi mediasi dan dialog, mengizinkan ASEAN untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga Myanmar, serta mengizinkan utusan khusus ASEAN untuk mengunjungi dan bertemu dengan pemangku kepentingan di Myanmar.”Sebagai Ketua ASEAN terus mendorong implementasi dari Five-Point Consensus, di mana salah satunya adalah terkait dengan bantuan kemanusiaan,” kata Presiden.

Baca Juga

Komentar

Terpopuler