Untuk menutupi kebutuhan guru di berbagai sekolah itu, pemerintah Kabupaten Cianjur tetap mengandalkan guru tenaga honorer.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur, Akib Ibrahim mengatakan, setiap tahun sedikitnya 400 orang guru PNS pensiun, sehingga kekurangan guru terus bertambah dan hanya bisa ditutupi dengan guru honorer.
”Jumlah guru SD dan SMP di Cianjur sekitar 8.000 orang sedangkan kebutuhan mencapai 14.000 orang guru setiap tahunnya, namun jumlah guru PNS terus berkurang karena setiap tahun banyak juga yang pensiun,” katanya mengutip
, Selasa (16/5/2023).
Kekurangan guru berstatus PNS yang sudah terjadi sejak beberapa tahun terakhir, diperparah dengan tidak adanya pengangkatan PNS bidang pendidikan yang baru.
Namun pada tahun 2021-2022 kekurangan guru mulai terisi dengan pengangkatan guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (PPPK) sebanyak 3.143 orang dan ditambah 743 orang tahun 2024 karena sudah lolos seleksi namun kuota tahun 2023 sudah habis.”Tahun depan akan ada tambahan sebanyak 743 orang karena kuota tahun ini sudah habis sehingga mereka baru mendapat SK tahun depan. Meski jumlahnya sudah mencapai 3.886 orang, namun kekurangan masih di angka 6.000 orang karena banyaknya guru yang pensiun,” terangnya.
Meski begitu, kebutuhan tenaga pengajar di Kabupaten Cianjur masih belum terpenuhi. Sehingga pihaknya berharap tahun depan ada pengangkatan guru PPPK.”Kami berharap tahun depan ada lagi pengangkatan guru PPPK agar krisis guru di Cianjur dapat teratasi, sehingga ribuan guru honorer yang sudah bekerja selama belasan tahun mendapat kepastian status dan tunjangan yang jelas,” harapnya.
Murianews, Cianjur – Sekolahan di kabupaten Cianjur, Jawa Barat (Jabar) hingga saat ini masih mengalami krisis guru berstatus pegawai negeri sipil (PNS). Jumlahnya pun mencapai 6.000 guru.
Untuk menutupi kebutuhan guru di berbagai sekolah itu, pemerintah Kabupaten Cianjur tetap mengandalkan guru tenaga honorer.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur, Akib Ibrahim mengatakan, setiap tahun sedikitnya 400 orang guru PNS pensiun, sehingga kekurangan guru terus bertambah dan hanya bisa ditutupi dengan guru honorer.
Baca: Guru Zaman Kekinian Dinilai Dilanda Krisis Keteladanan
”Jumlah guru SD dan SMP di Cianjur sekitar 8.000 orang sedangkan kebutuhan mencapai 14.000 orang guru setiap tahunnya, namun jumlah guru PNS terus berkurang karena setiap tahun banyak juga yang pensiun,” katanya mengutip
Antara, Selasa (16/5/2023).
Kekurangan guru berstatus PNS yang sudah terjadi sejak beberapa tahun terakhir, diperparah dengan tidak adanya pengangkatan PNS bidang pendidikan yang baru.
Namun pada tahun 2021-2022 kekurangan guru mulai terisi dengan pengangkatan guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (PPPK) sebanyak 3.143 orang dan ditambah 743 orang tahun 2024 karena sudah lolos seleksi namun kuota tahun 2023 sudah habis.
”Tahun depan akan ada tambahan sebanyak 743 orang karena kuota tahun ini sudah habis sehingga mereka baru mendapat SK tahun depan. Meski jumlahnya sudah mencapai 3.886 orang, namun kekurangan masih di angka 6.000 orang karena banyaknya guru yang pensiun,” terangnya.
Baca: Guru PNS di Kudus Diminta Lebih Disiplin Lagi Tahun Depan
Meski begitu, kebutuhan tenaga pengajar di Kabupaten Cianjur masih belum terpenuhi. Sehingga pihaknya berharap tahun depan ada pengangkatan guru PPPK.
”Kami berharap tahun depan ada lagi pengangkatan guru PPPK agar krisis guru di Cianjur dapat teratasi, sehingga ribuan guru honorer yang sudah bekerja selama belasan tahun mendapat kepastian status dan tunjangan yang jelas,” harapnya.