Rabu, 19 November 2025


”Selama ini banyak pengusaha telur yang bangkrut karena harga telur yang murah, bahkan saat Lebaran saja mencapai Rp25 ribu. Mereka mengalami kerugian besar karena harus menjual telur dengan harga Rp28 ribu,” kata Zulhas mengutip CNBC, Selasa (24/5/2023).

Selain itu, menurut Zulhas, faktor lain yang memengaruhi kenaikan harga telur adalah pengurangan jumlah ayam petelur dan waktu yang diperlukan untuk memulihkan produksi. Selain itu, kenaikan harga pakan berupa jagung juga turut berkontribusi.

Baca: Harga Telur dan Daging Melonjak, Bikin Pusing Pemilik Warteg di Cirebon

”Harga jagung naik, harga pakan juga naik, dan ini berdampak. Diperlukan waktu untuk mencapai stabilitas,” jelasnya.

Oleh karena itu, Kementerian Perdagangan berencana memberikan subsidi jagung sebesar Rp1.500 per kilogram (kg) guna menstabilkan harga telur. Namun, rencana tersebut masih dalam tahap pembahasan.
”Rencananya, jika disetujui, jagung yang diimpor akan diberikan kepada petani lokal. Jadi, jika harga jagung lokal tinggi mencapai Rp6.500 per kg, subsidi sebesar Rp1.500 akan membantu dalam pengendalian harga,” tambah Zulhas.Sebelumnya, Ki Musbar Mesdi, Presiden Peternak Layer Indonesia dan Wakil Ketua Umum HKTI Bidang Peternakan dan Perikanan, juga mengungkapkan bahwa kenaikan harga telur salah satunya dipicu oleh peningkatan kebutuhan dan pesanan nasi bungkus dan nasi rames pada masa pendaftaran bakal calon legislatif pada bulan Mei.”Selama bulan Mei, pendaftaran bakal calon legislatif telah dimulai di seluruh Indonesia. Secara otomatis, kebutuhan akan nasi bungkus atau nasi rames juga meningkat,”ujarnya.Baca: Gegara Harga Telur Naik, Produsen Kue di Kudus Terpaksa Stop ProduksiSelain itu, ia menyatakan bahwa kenaikan harga telur juga disebabkan oleh belum pulihnya populasi ayam petelur secara keseluruhan. Kenaikan tersebut juga dipengaruhi oleh meningkatnya biaya produksi telur seiring dengan lonjakan harga pakan pabrik saat ini.

Baca Juga

Komentar