Kemenag Kecam Saudia Airlines Karena Sering Ubah Kapasitas Kursi Pesawat
Cholis Anwar
Selasa, 6 Juni 2023 10:34:03
Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri, Saiful Mujab mengatakan, kebijakan Saudia Airlines sangat merugikan jemaah haji.
”Perubahan kapasitas kursi pesawat Saudia Airlines yang sering terjadi, ditambah dengan perubahan jadwal penerbangan, jelas berdampak pada jemaah, mulai dari keterlambatan proses visa hingga penempatan di hotel di Madinah,” tegas Saiful Mujab mengutip laman resmi Kemenag, Selasa (6/6/2023).
Menurutnya, inisiatif yang tidak profesional ini jelas merugikan jemaah dan tidak sejalan dengan jargon Saudi untuk menghormati jemaah haji.
Baca: Puluhan Ribu Jemaah Haji Indonesia Nikmati Hotel Bintang Lima di MadinahMujib mengatakan, perubahan kapasitas pesawat Saudia Airlines telah terjadi sejak awal fase keberangkatan jemaah haji. Pada saat itu, jemaah dari kloter 2 embarkasi Jakarta - Bekasi (JKS 02) dijanjikan oleh Saudia Airlines bahwa mereka akan diterbangkan dengan pesawat berkapasitas 480 orang.
”Namun kenyataannya, Saudia Airlines tidak memenuhi janjinya sendiri. Maskapai ini jelas tidak mampu menyediakan pesawat berkapasitas 480 orang. Malah yang tiba adalah pesawat dengan kapasitas hanya 405 jemaah,” jelasnya.Hal ini, menurut Saiful, mengakibatkan efek domino karena jadwal keberangkatan jemaah sudah disosialisasikan sebelumnya. Bahkan, jemaah dari JKS 02 sudah berada di asrama haji Bekasi dan siap untuk diberangkatkan. Dampak dari perubahan kapasitas kursi ini juga dirasakan oleh jemaah pada kloter-kloter selanjutnya.
Baca: Minibus Pengantar Jemaah Haji Terguling di Tol Salatiga, 8 Orang Dilarikan ke RSKetidakprofesionalan lain yang dilakukan oleh Saudia Airlines adalah keterlambatan atau perubahan jadwal penerbangan. Sampai saat ini, telah tercatat lebih dari 10 kali perubahan jadwal penerbangan. Hal ini juga mengganggu kenyamanan jemaah, karena berdampak pada layanan di asrama haji dan bahkan hingga hotel di Madinah.”Saya meminta Saudia Airlines untuk bersikap profesional, bekerja sesuai dengan kesepakatan dalam kontrak, dan tidak sembarangan mengubah kapasitas kursi pesawat dan jadwal penerbangan,” ucap Saiful Mujab.
Murianews, Jakarta – Maskapai penerbangan pelat merah Kerajaan Arab Saudi, Saudia Airlines, mendapat kecaman dari Kementerian Agama (Kemenag) RI akibat tindakan tidak profesional yang merugikan jemaah haji. Maskapai tersebut telah sering melakukan perubahan kapasitas kursi pesawat.
Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri, Saiful Mujab mengatakan, kebijakan Saudia Airlines sangat merugikan jemaah haji.
”Perubahan kapasitas kursi pesawat Saudia Airlines yang sering terjadi, ditambah dengan perubahan jadwal penerbangan, jelas berdampak pada jemaah, mulai dari keterlambatan proses visa hingga penempatan di hotel di Madinah,” tegas Saiful Mujab mengutip laman resmi Kemenag, Selasa (6/6/2023).
Menurutnya, inisiatif yang tidak profesional ini jelas merugikan jemaah dan tidak sejalan dengan jargon Saudi untuk menghormati jemaah haji.
Baca: Puluhan Ribu Jemaah Haji Indonesia Nikmati Hotel Bintang Lima di Madinah
Mujib mengatakan, perubahan kapasitas pesawat Saudia Airlines telah terjadi sejak awal fase keberangkatan jemaah haji. Pada saat itu, jemaah dari kloter 2 embarkasi Jakarta - Bekasi (JKS 02) dijanjikan oleh Saudia Airlines bahwa mereka akan diterbangkan dengan pesawat berkapasitas 480 orang.
”Namun kenyataannya, Saudia Airlines tidak memenuhi janjinya sendiri. Maskapai ini jelas tidak mampu menyediakan pesawat berkapasitas 480 orang. Malah yang tiba adalah pesawat dengan kapasitas hanya 405 jemaah,” jelasnya.
Hal ini, menurut Saiful, mengakibatkan efek domino karena jadwal keberangkatan jemaah sudah disosialisasikan sebelumnya. Bahkan, jemaah dari JKS 02 sudah berada di asrama haji Bekasi dan siap untuk diberangkatkan. Dampak dari perubahan kapasitas kursi ini juga dirasakan oleh jemaah pada kloter-kloter selanjutnya.
Baca: Minibus Pengantar Jemaah Haji Terguling di Tol Salatiga, 8 Orang Dilarikan ke RS
Ketidakprofesionalan lain yang dilakukan oleh Saudia Airlines adalah keterlambatan atau perubahan jadwal penerbangan. Sampai saat ini, telah tercatat lebih dari 10 kali perubahan jadwal penerbangan. Hal ini juga mengganggu kenyamanan jemaah, karena berdampak pada layanan di asrama haji dan bahkan hingga hotel di Madinah.
”Saya meminta Saudia Airlines untuk bersikap profesional, bekerja sesuai dengan kesepakatan dalam kontrak, dan tidak sembarangan mengubah kapasitas kursi pesawat dan jadwal penerbangan,” ucap Saiful Mujab.