MUI Beri Imbauan pada Pekerja di Perusahaan Pro Israel
Cholis Anwar
Sabtu, 18 November 2023 06:23:00
Murianews, Jakarta – Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberikan imbauan kepada para pekerja, terutama umat Islam, yang bekerja di perusahaan-perusahaan yang dianggap mendukung Israel.
Ketua MUI Bidang Fatwa, Asrorun Niam Sholeh mengingatkan para pekerja di perusahaan-prousahaan pro Israel, mereka memiliki tanggung jawab untuk melakukan upaya pencegahan agar tempat kerjanya tidak lagi memberikan dukungan kepada negara tersebut.
”Mengenai pekerja yang bekerja di suatu perusahaan yang secara nyata mendukung agresi Israel, (para pekerja) punya tanggung jawab untuk mencegah sesuai dengan tingkatannya, memastikan agar perusahaannya tidak terus mendukung agresi Israel,” kata Asrorun mengutip Detik.com, Sabtu (18/11/2023).
Menurutnya yang terpenting adalah sikap pekerja yang menolak tindakan agresi militer Israel di Palestina dan pihak-pihak yang mendukungnya, termasuk perusahaan tempat yang bersangkutan bekerja.
”Intinya, kita tidak boleh mendukung agresi Israel, dan mendukung perusahaan yang mendukung agresi Israel,” tegasnya.
Menurutnya, upaya pencegahan ini dapat dilakukan sesuai dengan kompetensi masing-masing di perusahaan. Setiap pekerja memiliki kemampuan dan porsi masing-masing di perusahaan.
Contohnya, jika yang bersangkutan bekerja di level direksi, ia dapat memastikan kebijakan perusahaan tidak lagi mendukung agresi militer Israel baik secara politik maupun finansial.
”Jika di level direksi, (yang bersangkutan bisa) memastikan policy perusahaan tidak mendukung agresi, baik secara politik maupun finansial. Jika sebelumnya (perusahaan) mendukung, maka dipastikan berhenti (mendukung Israel),” terang Asrorun.
Jika yang bersangkutan level karyawan, maka ia dapat meminta atau mendesak para pemimpin perusahaan agar tidak lagi memberikan dukungan kepada Israel. Begitu juga untuk mereka yang berada di level serikat pekerja.
”Di level karyawan, meminta pimpinannya agar memastikan bahwa perusahaan tidak mendukung agresi Israel. Jika sebelumnya mendukung, maka dipastikan untuk berhenti,” ungkap Asrorun.
Meski begitu, terkadang upaya yang dilakukan bisa saja tidak dapat mengubah kebijakan perusahaan untuk tetap mendukung Israel. Asrorun tidak memberikan saran pada para pekerja di perusahaan yang mendukung Israel untuk mengundurkan diri.
Menurutnya, apabila upaya-upaya yang dilakukannya tidak membuahkan hasil dan perusahaan tetap memberikan dukungan terhadap Israel baik secara politik ataupun finansial, maka seminimal mungkin mereka mengingkari dalam hati tindakan-tindakan yang pro-Israel yang dilakukan perusahaan.
”Minimal dia mengingkari dalam hati, dan tidak menyetujui policy (pro-Israel) tersebut. Semaksimal mungkin menghindari kerjasama dengan pihak yang secara nyata mendukung agresi Israel,” ungkap Asrorun.



