BMKG: Awal Ramadhan 1445 H Berpotensi Jatuh pada Hari Berbeda
Cholis Anwar
Jumat, 23 Februari 2024 13:24:00
Murianews, Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah merilis laporan prakiraan hilal yang menjadi penentu awal Ramadhan 1445 Hijriah atau awal puasa di Indonesia. BMKG mengungkap jika ada potensi perbedaan awal Ramadan tahun ini.
BMKG menjelaskan, konjungsi geosentrik (ijtima') akan kembali terjadi pada Minggu 10 Maret 2024 pukul 09.00 UT atau pukul 16.00 WIB atau pukul 17.00 WITA atau pukul 18.00 WIT.
Konjungsi geosentrik adalah peristiwa ketika bujur ekliptika bulan sama dengan bujur ekliptika matahari dengan pengamat diandaikan berada di pusat bumi.
Pada 10 Maret 2024, waktu matahari terbenam paling awal tercatat pada pukul 17.51 WIT di Waris, Papua, sementara waktu matahari terbenam paling akhir adalah pukul 18.50 WIB di Banda Aceh, Aceh.
Konjungsi terjadi setelah Matahari terbenam tanggal 10 Maret 2024 di sebagian wilayah Indonesia.
Pelaksanaan rukyat hilal yang menentukan awal bulan Ramadan 1445 H bagi yang menerapkan rukyat dalam penentuannya, adalah setelah matahari terbenam tanggal 10 Maret bagi wilayah di mana konjungsi terjadi sebelum matahari terbenam dan pada tanggal 11 Maret 2024 bagi wilayah di mana konjungsi terjadi setelah matahari terbenam.
Lebih lanjut, BMKG menyebutkan beberapa data astronomis terkait ketinggian hilal, elongasi, umur bulan, lag, dan fraksi illuminasi bulan di berbagai wilayah Indonesia saat matahari terbenam pada tanggal 10 dan 11 Maret 2024.
Menurut laporan BMKG, pada tanggal 10 Maret 2024, bulan terbenam lebih dulu dari matahari, sehingga data objek astronomis lainnya tidak diperlukan lagi.
Namun, pada tanggal 11 Maret 2024, dari sejak matahari terbenam hingga bulan terbenam terdapat objek astronomis lainnya yang jarak sudutnya lebih kecil daripada 5 derajat dari bulan, yaitu Merkurius.



