La Nina Bakal Menghampiri Indonesia Pada Juli, Ini Dampaknya
Cholis Anwar
Rabu, 29 Mei 2024 13:10:00
Murianews, Jakarta – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DwiKorita Karnawati memprediksi, fenomena El Nino akan berakhir pada Juni 2024 dan segera digantikan oleh La Nina.
La Nina adalah fenomena pendinginan suhu muka laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah di bawah kondisi normal.
Fenomena La Nina ini diperkirakan akan mengurangi potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum. Pihaknya mengkonfirmasi jika El Nino akan berada dalam kondisi netral mulai dari Juli hingga September 2024.
”Juli-Agustus-September 2024, ENSO netral disebut akan beralih menuju fase La Nina lemah yang akan bertahan hingga akhir tahun 2024,” jelas Dwikorita dikutip dari Kompas.com, Rabu (29/5/2024).
Monitoring BMKG menunjukkan, anomali suhu muka laut di Samudera Hindia menunjukkan kondisi Indian Ocean Dipole (IOD) netral dengan indeks +0,51. Sementara itu, anomali suhu muka laut di wilayah Nino 3,4 menunjukkan fase netral dengan indeks +0,22.
”Kondisi IOD positif berlangsung hingga September 2024. Sementara itu, ENSO diprediksi bertahan netral pada Mei-Juli 2024,” tambah Dwikorita.
Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan mengatakan, La Nina diperkirakan akan mulai terjadi pada Juli 2024. Tahun ini, fenomena La Nina diprediksi akan masuk dalam kategori lemah dan tidak diikuti oleh El Nino.
”La Nina tahun ini diprediksi akan terjadi dalam kategori La Nina lemah,” terang Ardhasena.
Ia menjelaskan, fenomena La Nina yang lemah ini tidak akan berdampak signifikan terhadap musim kemarau yang sudah mulai terjadi di beberapa wilayah di Indonesia.
Namun, sebelum La Nina datang, pihaknya mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai dampak ringan yang muncul selama musim kemarau dalam beberapa bulan ke depan.
Sementara itu, Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mengeluarkan peringatan tentang kemungkinan terjadinya badai berbahaya akibat pergantian dari fenomena El Nino ke La Nina. Juru bicara WMO, Clare Nullis, menyatakan bahwa perkembangan La Nina diperkirakan akan memicu musim badai yang sangat aktif.
”Perkembangan La Nina diperkirakan akan memicu musim badai yang sangat aktif, dan dunia diharapkan bersiap karena musim badai kali ini dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang signifikan,” kata Clare Nullis.



