Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jakarta – Para jemaah haji yang mulai berangkat ke tanah suci, pasti akan sangat melelahkan. Terlebih mereka sudah melakukan penerbangan selama kurang lebih 9 jam dari Jakarta ke Bandara King  Abdul Aziz Internasional Airport (KAAIA) Jeddah.

Bahkan kondisi kelelahan ini dirasakan hampir setiap jemaah di masing-masing kloter. Hal ini diakui oleh Ners Rendi Yoga Saputra, anggota Tim Kesehatan Klinik Bandara.

”Kelelahan pada jemaah terjadi hampir pada setiap kloter. Apalagi jemaah haji lansia,” ujar Rendi dikutip dari laman resmi Kemenag, Kamis (30/5/2024).

Menurut data yang diperoleh pada 27 Mei 2024, dari 55 jemaah yang berobat di klinik bandara, 15 di antaranya mengalami kelelahan selama penerbangan.

Rendi menjelaskan, jemaah harus mengenali kondisi tubuh mereka, mengenali batas kemampuan diri, dan memperhatikan tanda-tanda kelelahan seperti kepala berat, kaki terasa panas, lemas, dan pusing.

”Ketika tubuh sudah menunjukkan tanda-tanda tersebut, jemaah harus mampu mengenali kemampuan diri. Tidak perlu memaksakan ibadah dan lebih baik fokus serta menyimpan energi untuk inti ibadah haji, yakni saat wukuf di Arafah,” terang Rendi.

Rendi juga menekankan pentingnya menjaga keseimbangan elektrolit dan cairan dalam tubuh untuk menghindari kelelahan dan kelemasan.

Jemaah dianjurkan untuk minum air yang cukup, tidak menunggu sampai merasa haus, dan jika mungkin, menambahkan oralit untuk menjaga kadar elektrolit.

Selain itu, asupan nutrisi yang memadai, termasuk makanan dan buah, sangat penting. Jemaah juga diimbau untuk tidur yang cukup, baik secara kualitas maupun kuantitas.

Dengan kondisi cuaca yang panas dan padatnya jadwal ibadah, perhatian terhadap kesehatan menjadi sangat penting bagi para jemaah.

Tim kesehatan terus mengingatkan agar jemaah menjaga kondisi fisik mereka demi kelancaran pelaksanaan ibadah haji.

Komentar