Rabu, 19 November 2025

Murianews, Makassar – Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulawesi Selatan mengancam akan mencabut izin operasional travel yang memberangkatkan calon jemaah haji pakai visa ziarah.

Terlebih 37 calon jemaah haji yang sudah berada di Arab Saudi, telah ditangkap oleh petugas keamanan. 34 orang di antaranya telah dipulangkan sementara 3 lainnya masih menjalani proses hukum lebih lanjut.

”Kami akan mengambil tindakan dan memberikan sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku. Sanksi tersebut bisa berupa pencabutan izin operasional travel,” tegas Kepala Bidang Penyelenggara Haji dan Umrah Kanwil Kemenag Sulsel, Iqbal Ismail, dikutip dari Antara, Selasa (4/6/2024).

Iqbal menjelaskan, pihaknya masih menunggu informasi lebih lanjut dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah, Arab Saudi, terkait status legalitas travel yang terlibat dalam kasus ini.

”Sampai sekarang, kami masih menunggu jawaban dari Jeddah. Informasi yang kami dapat baru dari pernyataan Pak Yusron, Konsul Jenderal di sana, yang menyatakan bahwa para jemaah berasal dari Makassar. Namun, identitas lengkap para jemaah tersebut belum kami terima,” jelas Iqbal.

Sebagai langkah preventif, Iqbal menyatakan pihaknya akan membentuk tim khusus untuk mengawasi dan mencegah kejadian serupa terulang kembali, terutama dengan pengetatan aturan dari pihak Arab Saudi yang diperkirakan akan berlaku tahun depan.

”Kami akan membentuk tim khusus untuk mengawasi langsung para jemaah yang akan kembali ke Tanah Air. Tahun depan, kami akan lebih ketat dalam pengawasan karena aturan pengetatan dari Saudi sudah kita ketahui,” papar Iqbal.

Sebelumnya, 37 orang jemaah haji asal Kota Makassar ditangkap oleh otoritas keamanan Saudi di Madinah pada Sabtu (1/6/2024) pukul 11.00 Waktu Arab Saudi (WAS).

Mereka ditangkap karena menggunakan visa ziarah dan bukan visa haji yang sah. Dari informasi pihak KJRI, para jemaah ini menggunakan atribut ilegal seperti gelang haji, kartu ID, dan visa haji palsu.

Para jemaah tersebut terbang dari Indonesia menuju Doha, kemudian ke Riyadh, dan melanjutkan perjalanan dengan bus ke Madinah. Namun, perjalanan mereka terhenti setelah otoritas keamanan Saudi memeriksa kelengkapan identitas mereka dan menemukan dokumen-dokumen palsu.

Komentar