Rabu, 19 November 2025

Murianews, Lumajang Gunung Semeru yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, kembali mengalami erupsi pada Senin pagi (12/8/2024). Erupsi tersebut melontarkan abu vulkanik setinggi 800 meter di atas puncak gunung.

”Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Senin, 12 Agustus 2024, pukul 05.21 WIB, dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 800 meter di atas puncak atau sekitar 4.476 meter di atas permukaan laut (mdpl),” ujar Sigit Rian Alfian, dikutip dari Antara, Senin (12/8/2024).

Sigit menjelaskan, kolom abu vulkanik yang terlontar tampak berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal, mengarah ke barat. Erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 97 detik.

Berdasarkan laporan pengamatan kegempaan selama 24 jam pada Minggu (11/8/2024), Gunung Semeru tercatat mengalami 79 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo 10-23 mm dan durasi gempa antara 61-162 detik.

Selain itu, juga terjadi lima kali gempa guguran dengan amplitudo 3-6 mm dan durasi gempa 46-112 detik, serta 18 kali gempa embusan dengan amplitudo 2-8 mm. Tak hanya itu, tercatat tujuh kali gempa harmonik dengan amplitudo 2-5 mm dan durasi gempa 103-1216 detik, serta empat kali gempa tektonik jauh.

Hingga saat ini, status Gunung Semeru masih berada di Level II atau Waspada. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan sejumlah rekomendasi terkait aktivitas gunung tersebut.

Masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, dalam radius delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, aktivitas dilarang pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.

Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk tidak beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena risiko lontaran batu pijar.

PVMBG juga mengingatkan agar waspada terhadap potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Masyarakat di sekitar Gunung Semeru diminta untuk terus memantau perkembangan informasi dari pihak berwenang dan selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana akibat aktivitas vulkanik gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut.

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler