Jokowi Resmikan Smelter Alumina di Mempawah
Cholis Anwar
Selasa, 24 September 2024 12:33:00
Murianews, Mempawah – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan injeksi bauksit perdana Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) PT Borneo Alumina Indonesia Fase I di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.
Dalam peresmian tersebut, Presiden berharap keberadaan smelter ini mampu mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor aluminium yang saat ini masih sangat tinggi.
”Kebutuhan aluminium di dalam negeri mencapai 1,2 juta ton, dan 56 persennya masih kita impor. Padahal, kita memiliki bahan baku dan material mentahnya. Ini harus kita kurangi,” ujar Presiden Jokowi dalam sambutannya yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden dari Jakarta, Selasa (24/9/2024).
Presiden mengungkapkan, impor aluminium membuat negara kehilangan devisa sekitar Rp 50 triliun setiap tahunnya. Oleh karena itu, Jokowi sangat mengapresiasi beroperasinya SGAR fase pertama yang menelan investasi sebesar Rp 16 triliun.
”Rp 50 triliun lebih devisa kita hilang karena impor aluminium. Saya sangat senang ekosistem industri aluminium, dari hulu hingga hilir, kini telah terintegrasi dan fase pertama telah selesai,” tambah Jokowi.
Proyek pembangunan SGAR merupakan hasil kerja sama antara PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dan PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. Smelter ini dibangun di Kabupaten Mempawah, sekitar 100 kilometer dari Pontianak, dan telah dimulai sejak tahun 2020.
Setelah beroperasi penuh, smelter tersebut akan menghubungkan rantai pasokan mineral bijih bauksit dari Kalimantan Barat dengan pabrik peleburan aluminium milik Inalum. Produk alumina yang dihasilkan nantinya akan didistribusikan melalui Pelabuhan Kijing Pelindo.
Bauksit, yang merupakan bahan baku utama produk alumina, ditambang langsung oleh PT Antam Tbk dengan metode green mining di kawasan Kalimantan Barat, sekitar 30 kilometer dari lokasi smelter. Indonesia sendiri memiliki cadangan bauksit terbesar keenam di dunia, yang memberikan potensi besar dalam pengembangan industri aluminium nasional.
Dengan beroperasinya SGAR, diharapkan Indonesia dapat mengurangi impor aluminium, sekaligus meningkatkan nilai tambah komoditas bauksit menjadi alumina, yang pada akhirnya mendukung ketahanan ekonomi dan mengurangi ketergantungan pada pasar luar negeri.
Murianews, Mempawah – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan injeksi bauksit perdana Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) PT Borneo Alumina Indonesia Fase I di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.
Dalam peresmian tersebut, Presiden berharap keberadaan smelter ini mampu mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor aluminium yang saat ini masih sangat tinggi.
”Kebutuhan aluminium di dalam negeri mencapai 1,2 juta ton, dan 56 persennya masih kita impor. Padahal, kita memiliki bahan baku dan material mentahnya. Ini harus kita kurangi,” ujar Presiden Jokowi dalam sambutannya yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden dari Jakarta, Selasa (24/9/2024).
Presiden mengungkapkan, impor aluminium membuat negara kehilangan devisa sekitar Rp 50 triliun setiap tahunnya. Oleh karena itu, Jokowi sangat mengapresiasi beroperasinya SGAR fase pertama yang menelan investasi sebesar Rp 16 triliun.
”Rp 50 triliun lebih devisa kita hilang karena impor aluminium. Saya sangat senang ekosistem industri aluminium, dari hulu hingga hilir, kini telah terintegrasi dan fase pertama telah selesai,” tambah Jokowi.
Proyek pembangunan SGAR merupakan hasil kerja sama antara PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dan PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. Smelter ini dibangun di Kabupaten Mempawah, sekitar 100 kilometer dari Pontianak, dan telah dimulai sejak tahun 2020.
Setelah beroperasi penuh, smelter tersebut akan menghubungkan rantai pasokan mineral bijih bauksit dari Kalimantan Barat dengan pabrik peleburan aluminium milik Inalum. Produk alumina yang dihasilkan nantinya akan didistribusikan melalui Pelabuhan Kijing Pelindo.
Bauksit, yang merupakan bahan baku utama produk alumina, ditambang langsung oleh PT Antam Tbk dengan metode green mining di kawasan Kalimantan Barat, sekitar 30 kilometer dari lokasi smelter. Indonesia sendiri memiliki cadangan bauksit terbesar keenam di dunia, yang memberikan potensi besar dalam pengembangan industri aluminium nasional.
Dengan beroperasinya SGAR, diharapkan Indonesia dapat mengurangi impor aluminium, sekaligus meningkatkan nilai tambah komoditas bauksit menjadi alumina, yang pada akhirnya mendukung ketahanan ekonomi dan mengurangi ketergantungan pada pasar luar negeri.