Mentan Endus Ada Mafia Beras: Stok Melimpah Tapi Harga Mahal
Cholis Anwar
Rabu, 4 Juni 2025 07:56:00
Murianews, Jakarta – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengendus adanya praktik mafia beras yang belakangan terjadi. Dugaan ini lantaran stok beras saat ini masih melimpah, tetapi harga di pasaran justru malah mahal.
Amran menyoroti data pengeluaran beras dari Food Station Tjipinang Jaya pada 28 Mei 2025 yang mencapai 11.410 ton dalam sehari. Angka ini dinilai sangat tidak wajar, mengingat rata-rata pengeluaran harian biasanya berkisar antara 1.400 hingga 2.500 ton.
”Ini (beras yang dikeluarkan dari Cipinang) 3 ribu ton, 3 ribu ton, 4 ribu ton, 2 ribu ton, 1 ribu ton, ini masuk akal nggak ini 11.000 (beras) keluar satu hari? Aneh kan? Ya selesai ini jawabannya (harga beras naik),” kata Amran dikutip dari Antara, Rabu (4/6/2025).
Padahal, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rata-rata harga beras di tingkat penggilingan pada Mei 2025 justru turun tipis 0,01% secara bulanan, menjadi Rp 12.733/kilogram.
Namun, di tingkat grosir dan eceran, harga beras tercatat mengalami kenaikan. Harga beras grosir pada Mei 2025 sebesar Rp 13.735/kg (naik dari Rp 13.728/kg bulan sebelumnya), dan di tingkat konsumen mencapai Rp 14.784/kg (naik dari Rp 14.754/kg).
Mentan Amran juga membantah klaim kekurangan stok beras di Pasar Induk Cipinang yang sering disebut sebagai alasan kenaikan harga.
Data resmi dari Food Station Tjipinang menunjukkan stok beras dalam lima tahun terakhir terpantau stabil di atas 30 ribu ton. Bahkan pada Januari 2025, stok beras di sana mencapai 50 ribu ton, jauh lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya.
”BPS mengatakan (harga rata-rata beras di tingkat penggilingan turun Mei 2025), artinya apa? Ada middle man yang mempermainkan. Inilah terkadang kita sebut mafia,” tegas Amran.
Ia menduga adanya upaya memanipulasi pasar untuk menciptakan kebutuhan impor beras, yang kemudian dicampur dengan beras lokal dan dijual dengan harga mahal.



