Bidan bernama Dona Lubis (46) nekat mempertaruhkan nyawanya dengan menyeberangi derasnya Sungai Batang Pasaman demi mengobati seorang pasien Tuberkulosis (TBC) di Kejorongan Sinuangon, Nagari Cubadak Barat.
Dona Lubis mengaku tidak punya pilihan lain. Jembatan penghubung satu-satunya menuju kampung tersebut terputus pada Jumat (1/8/2025), sehingga membuat daerah itu terisolasi.
”Ada seorang pasien Tb mesti diobati di Kejorongan Sinuangon. Namun di perjalanan, ternyata jembatannya terputus. Terpaksa turun ke badan sungai melewati napal tebing yang curam dan mengarungi arus sungai,” ungkap Dona dikutip dari Antara, Minggu (3/8/2025).
Dona menceritakan, bajunya sampai basah kuyup dalam perjalanan. Baginya, tantangan seperti ini adalah bagian dari dedikasi sebagai tenaga kesehatan.
”Ini jadi tantangan tersendiri bagi kami tenaga kesehatan dalam menyelamatkan nyawa masyarakat,” tambahnya.
Daerah Kejorongan Sinuangon dan Batang Kundur memang merupakan daerah pedalaman terluar di Kecamatan Dua Koto.
Putusnya jembatan membuat sekitar 150 kepala keluarga terisolasi. Warga, termasuk anak-anak sekolah, terpaksa menyeberangi sungai dengan risiko tinggi.
Murianews, Pasaman – Sebuah aksi heroik seorang bidan di Pasaman, Sumatera Barat, menjadi viral di media sosial.
Bidan bernama Dona Lubis (46) nekat mempertaruhkan nyawanya dengan menyeberangi derasnya Sungai Batang Pasaman demi mengobati seorang pasien Tuberkulosis (TBC) di Kejorongan Sinuangon, Nagari Cubadak Barat.
Dona Lubis mengaku tidak punya pilihan lain. Jembatan penghubung satu-satunya menuju kampung tersebut terputus pada Jumat (1/8/2025), sehingga membuat daerah itu terisolasi.
”Ada seorang pasien Tb mesti diobati di Kejorongan Sinuangon. Namun di perjalanan, ternyata jembatannya terputus. Terpaksa turun ke badan sungai melewati napal tebing yang curam dan mengarungi arus sungai,” ungkap Dona dikutip dari Antara, Minggu (3/8/2025).
Dona menceritakan, bajunya sampai basah kuyup dalam perjalanan. Baginya, tantangan seperti ini adalah bagian dari dedikasi sebagai tenaga kesehatan.
”Ini jadi tantangan tersendiri bagi kami tenaga kesehatan dalam menyelamatkan nyawa masyarakat,” tambahnya.
Daerah Kejorongan Sinuangon dan Batang Kundur memang merupakan daerah pedalaman terluar di Kecamatan Dua Koto.
Putusnya jembatan membuat sekitar 150 kepala keluarga terisolasi. Warga, termasuk anak-anak sekolah, terpaksa menyeberangi sungai dengan risiko tinggi.
Transprtasi Ojek mahal...
Akibat terisolasi, harga kebutuhan pokok di dua kejorongan tersebut melonjak drastis hingga 150 persen. Biaya transportasi ojek pun naik dari Rp 100.000 menjadi Rp 250.000 per orang.
Wali Nagari Cubadak Barat, Kesria Novi sudah turun tangan dan berkomunikasi dengan Pemerintah Kabupaten Pasaman untuk segera membangun jembatan darurat.
Bidan Dona berharap masalah ini mendapat perhatian serius agar pelayanan kesehatan di daerah terpencil dapat berjalan dengan baik.