Menkes Kaget, Gaji Rp 100 Juta Terima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan
Cholis Anwar
Jumat, 14 November 2025 09:43:00
Murianews, Jakarta – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyoroti adanya penyaluran Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS Kesehatan yang tidak tepat sasaran. Bahkan dinilai menjangkau masyarakat super kaya.
Berdasarkan data, Menkes menemukan orang dengan penghasilan lebih dari Rp 100 juta per bulan masih dibayarkan iurannya oleh pemerintah.
Dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI di Senayan, Kamis (13/11/2025), Menkes Budi mengungkapkan total ada 10,84 juta jiwa yang tidak tepat sasaran menerima PBI BPJS Kesehatan.
”Dengan adanya Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) ini juga menarik, begitu kita lihat, ada juga orang ikutan desil 10, itu kan 10 persen orang terkaya di Indonesia. Ada juga yang dibayarin PBI-nya, 0,56 persen (sekitar 540 ribu jiwa),” ujar Menkes Budi dikutip dari Detik.com, Jumat (14/11/2025).
PBI BPJS Kesehatan seharusnya ditujukan untuk masyarakat kategori desil 1 hingga desil 5 atau kelompok masyarakat dengan tingkat kesejahteraan terendah.
Namun, data menunjukkan adanya jutaan jiwa yang berada di kategori desil 6 hingga desil 10, yang merupakan kelompok masyarakat menengah ke atas, justru masih menerima bantuan tersebut.
Berikut rincian penerima PBI yang tidak tepat sasaran meliputi desil 6 sebanyak 5,98 juta jiwa (6,17 persen), desil 7 sebanyak 2,72 juta jiwa (2,8 persen), desil 8 sebanyak 1,04 juta jiwa (1,08 persen), desil 9 sebanyak 560 ribu jiwa (0,57 persen), dan desil 10 sebanyak 540 ribu jiwa (0,56 persen).
Menurut Menkes Budi, temuan DTSEN ini bisa menjadi acuan bagi pemerintah untuk merapikan data penerima bantuan. Ia secara tegas menyatakan bahwa orang-orang yang berada di desil 10 seharusnya segera dihapus dari daftar penerima bantuan.
”Desil 10, desil 9 itu kan pasti pendapatannya pasti Rp 100 juta ke atas, ngapain juga dibayarin PBI-nya,” tandasnya.



