Berusia 119 Tahun, Mbah Harun dari Madura Jadi Jemaah Haji 2023 Tertua se-Indonesia
Dani Agus
Selasa, 9 Mei 2023 23:42:52
Tahun ini, Indonesia mendapat 221.000 kuota jemaah haji. Jumlah ini terdiri atas 203.320 kuota jemaah haji reguler dan 17.680 kuota jemaah haji khusus. Selain itu, info terbaru, Indonesia mendapat tambahan lagi sebanyak 8.000 kuota haji.
Pada pelaksanaan ibadah haji 2023, pemerintah memberikan prioritas khusus pada jemaah haji lansia atau lanjut usia. Dengan adanya prioritas ini maka banyak lansia yang akhirnya bisa berangkat haji tahun ini.
Baca juga: Jemaah Haji dengan Risiko Tinggi Dapat Perhatian KhususSalah satu jemaah haji lansia yang bakal berangkat tahun 2023 ini adalah
Mbah Harun dari Madura. Mbah Harun yang lahir tahun 1904 atau berusia 119 tahun merupakan jemaah haji tertua tahun 2023.
Melansir NU Online dari unggahan Instagram @informasihaji, Selasa (9/5/2023), Mbah Harun sendiri mendaftar haji pada tahun 2017. Ia mendaftar haji bermodalkan hasil menjual tanah di dekat tempat tinggalnya.
Daftar di tahun tersebut, Mbah Harun seharusnya baru dapat berangkat pada tahun 2046. Namun, ia mendapatkan kuota prioritas lansia sehingga bisa menunaikan haji di tahun 2023 ini.
”Meski mendapat jadwal tunggu sampai tahun 2046, Mbah Harun tahun ini dapat berangkat melalui kuota prioritas lansia," tulis akun Instagram @informasihaji pada Selasa (9/5/2023).
Mbah Harun mengaku senang dapat berangkat haji tahun 2023 ini. Ketika ditanya soal keberaniannya berangkat sendiri tanpa pendamping, jemaah haji asal Kecamatan Proppo, Pamekasan, Madura, Jawa Timur juga mengaku berani. ”Alhamdulillah bisa berangkat tahun ini dan Mbah Harun senang," demikian kata pria di samping Mbah Harun menerjemahkan jawaban Mbah Harun yang berbahasa Madura ituKetika ditanya soal berani berangkat haji sendiri, Mbah Harun mengiyakan. ”Nggih,” jawabnya.Mbah Harun memang berangkat sendirian. Istrinya sudah meninggal. Sehari-hari, Mbah Harun beraktivitas mengaji dan shalat. Dulu, ia bekerja sebagai petani.Ditanya soal rahasia sehatnya, Mbah Harun menjawab rutin minum air hangat dan mengonsumsi beras dari hasil pertaniannya sendiri. Terkadang, ia makan nasi jagung dan konsumsi daging ikan-ikanan.Diceritakan, bahwa Mbah Harun berkeliling setiap pagi dari rumah ke pelatarannya. Hal itu sebagai latihan fisik sehari-hari dalam menghadapi ibadah haji. Sebab, ia mengaku khawatir tidak kuat. Ia juga sudah mendapatkan vaksin, memperoleh paspor dan mendaftar visa termasuk biaya pelunasan haji juga sudah ditunaikannya.Mbah Harun terlihat sangat sehat meski pendengarannya sudah berkurang. Berbekal doa dan bantuan dari keluarga, pihak Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) serta Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pamekasan, ia pun tetap optimis dapat menunaikan ibadah haji tahun ini.Sebagai informasi, ada 66.943 jemaah haji lansia tahun 2023 ini. Ada 555 jemaah (0,8 persen) berusia 95 tahun ke atas, 7.680 jemaah (11,5 persen) berusia 85-94 tahun, 12.912 jemaah (19,3 persen) berusia 75-84 tahun, dan 45.796 jemaah (68,4 persen) berusia 65-74 tahun.
Murianews, Pamekasan – Pemerintah Indonesia saat ini tengah mempersiapkan rencana keberangkatan jemaah tahun 2023. Jika tidak ada perubahan, kloter I jemaah haji Indonesia akan diberangkatkan ke Tanah Suci pada 24 Mei 2023.
Tahun ini, Indonesia mendapat 221.000 kuota jemaah haji. Jumlah ini terdiri atas 203.320 kuota jemaah haji reguler dan 17.680 kuota jemaah haji khusus. Selain itu, info terbaru, Indonesia mendapat tambahan lagi sebanyak 8.000 kuota haji.
Pada pelaksanaan ibadah haji 2023, pemerintah memberikan prioritas khusus pada jemaah haji lansia atau lanjut usia. Dengan adanya prioritas ini maka banyak lansia yang akhirnya bisa berangkat haji tahun ini.
Baca juga: Jemaah Haji dengan Risiko Tinggi Dapat Perhatian Khusus
Salah satu jemaah haji lansia yang bakal berangkat tahun 2023 ini adalah
Mbah Harun dari Madura. Mbah Harun yang lahir tahun 1904 atau berusia 119 tahun merupakan jemaah haji tertua tahun 2023.
Melansir NU Online dari unggahan Instagram @informasihaji, Selasa (9/5/2023), Mbah Harun sendiri mendaftar haji pada tahun 2017. Ia mendaftar haji bermodalkan hasil menjual tanah di dekat tempat tinggalnya.
Daftar di tahun tersebut, Mbah Harun seharusnya baru dapat berangkat pada tahun 2046. Namun, ia mendapatkan kuota prioritas lansia sehingga bisa menunaikan haji di tahun 2023 ini.
”Meski mendapat jadwal tunggu sampai tahun 2046, Mbah Harun tahun ini dapat berangkat melalui kuota prioritas lansia," tulis akun Instagram @informasihaji pada Selasa (9/5/2023).
Mbah Harun mengaku senang dapat berangkat haji tahun 2023 ini. Ketika ditanya soal keberaniannya berangkat sendiri tanpa pendamping, jemaah haji asal Kecamatan Proppo, Pamekasan, Madura, Jawa Timur juga mengaku berani. ”Alhamdulillah bisa berangkat tahun ini dan Mbah Harun senang," demikian kata pria di samping Mbah Harun menerjemahkan jawaban Mbah Harun yang berbahasa Madura itu
Ketika ditanya soal berani berangkat haji sendiri, Mbah Harun mengiyakan. ”Nggih,” jawabnya.
Mbah Harun memang berangkat sendirian. Istrinya sudah meninggal. Sehari-hari, Mbah Harun beraktivitas mengaji dan shalat. Dulu, ia bekerja sebagai petani.
Ditanya soal rahasia sehatnya, Mbah Harun menjawab rutin minum air hangat dan mengonsumsi beras dari hasil pertaniannya sendiri. Terkadang, ia makan nasi jagung dan konsumsi daging ikan-ikanan.
Diceritakan, bahwa Mbah Harun berkeliling setiap pagi dari rumah ke pelatarannya. Hal itu sebagai latihan fisik sehari-hari dalam menghadapi ibadah haji. Sebab, ia mengaku khawatir tidak kuat. Ia juga sudah mendapatkan vaksin, memperoleh paspor dan mendaftar visa termasuk biaya pelunasan haji juga sudah ditunaikannya.
Mbah Harun terlihat sangat sehat meski pendengarannya sudah berkurang. Berbekal doa dan bantuan dari keluarga, pihak Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) serta Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pamekasan, ia pun tetap optimis dapat menunaikan ibadah haji tahun ini.
Sebagai informasi, ada 66.943 jemaah haji lansia tahun 2023 ini. Ada 555 jemaah (0,8 persen) berusia 95 tahun ke atas, 7.680 jemaah (11,5 persen) berusia 85-94 tahun, 12.912 jemaah (19,3 persen) berusia 75-84 tahun, dan 45.796 jemaah (68,4 persen) berusia 65-74 tahun.