Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jakarta – Jumlah luas areal sawah menurun dalam kurun Oktober 2023 sampai Februari 2024 yang berpengaruh terhadap produksi padi. Penurunan mencapai 1,9 juta hektare (ha) atau 26,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 7,44 juta ha.

Hal itu disampaikan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam agenda Rapat Kerja Komisi IV dengan Kementerian Pertanian di Komplek DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (13/3/2024).

”Penurunan luas tanam ini sangat berpengaruh pada luas panen yang berpengaruh pada produksi padi yang dihasilkan,” kata Amran, dilansir dari Detik.com.

Amran mengatakan berkurangnya luas tanam padi menyebabkan kenaikan harga beras mencapai 56 persen. Apalagi, kondisi pertanian Indonesia sedang menghadapi tantangan El Nino.

”Sehingga kami menganggap kondisi ini merupakan darurat pangan yang harus segera dicari solusinya,” ungkapnya.

Amran menjelaskan, solusi pertama, pengambilan pupuk bersubsidi kini bisa menggunakan KTP saja. Kedua, Kementan telah memperluas area tanam dengan melakukan pompanisasi air sungai di 11 provinsi untuk lahan sawah.

Rinciannya, Pulau Jawa 500 ha dan luar Pulau Jawa 500 ribu ha, penanaman padi gogo juga dilakukan dengan target 500 ribu ha.

Di sisi lain, Amran menjelaskan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kementerian PUPR untuk pompanisasi saluran primer dan sekunder. Adapun langkah ketiga, Kementan juga melakukan optimalisasi lahan rawa 400 ribu ha di 10 provinsi untuk menambah luas areal pertanaman padi.

Sementara langkah terakhir, jumlah alokasi pupuk subsidi juga ditambah. Sebab dalam lima tahun terakhir, jumlah pupuk bersubsidi tercatat turun dibanding periode 2014-2018 yang jumlahnya mencapai 9,55 juta ton.

”Mengembalikan alokasi pupuk bersubsidi menjadi 9,55 juta ton dan pengambilannya boleh menggunakan KTP,” ujarnya.  

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler