Rabu, 19 November 2025

Murianews, Rembang – Bunga mawar selama ini dikenal bisa dimanfaatkan untuk membuat produk kosmetik dan kecantikan. Namun, siapa sangka jika bunga mawar juga bisa dibikin buat minuman.

Jika ingin mencicipi minuman bunga mawar ini datang saja ke Desa Kajar di Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Di sini merupakan sentra pembuatan minuman wedang mawar. 

Bukan rahasia lagi jika Desa Kajar dikenal dengan tanaman bunga mawarnya yang melimpah, baik yang ditanam di perkebunan maupun pekarangan warga. Tak heran, minuman wedang mawar menjadi salah satu minuman khas yang patut dicicipi di desa ini.

Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Kenanga Desa Kajar Mudayanah mengungkapkan, pembuatan wedang mawar telah dimulai sejak delapan tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 2016. Peran dari Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang sangat membantu dalam mengembangkan potensi bunga mawar dan KWT di desa tersebut.

Bagi masyarakat yang ingin menikmati wedang mawar, harus melakukan pemesanan terlebih dahulu karena minuman ini hanya bertahan selama tiga hari pada suhu ruangan atau lima hari jika disimpan dalam lemari es. Wedang mawar dijual per botolnya seharga Rp 8 ribu, namun untuk pembelian dua botol, berlaku harga spesial Rp 15 ribu.

Mudayanah juga mengungkapkan, wedang mawar buatannya tidak hanya diminati oleh warga lokal, tetapi juga dari luar kota seperti Semarang hingga Jember, Jawa Timur. Baru-baru ini, seorang pembeli dari Jember bahkan membeli 50 botol wedang mawar sekaligus.

Untuk membuat wedang mawar, bahan-bahan yang dibutuhkan antara lain bunga mawar, jahe, serai, kayu secang, dan gula yang direbus hingga mawar mengeluarkan minyak. Setelah itu, wedang mawar dikemas dalam botol dan siap dinikmati.

Selain rasanya yang segar dan cocok untuk diminum dalam keadaan hangat, wedang mawar juga memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan dan kecantikan. Seperti meningkatkan imunitas tubuh dan meredakan gejala wasir, serta memiliki efek mencerahkan warna bibir dan mengatasi tanda-tanda penuaan kulit.

Meski begitu, salah satu kendala yang dihadapi oleh para produsen wedang mawar adalah kenaikan harga bunga mawar menjelang Idul Fitri yang kadang-kadang mengurangi keuntungan mereka.

”Kendalanya biasanya momen menjelang lebaran. Harga mawar per tangkai naik jadi Rp 2 ribu sampai Rp 3 ribu. Kalau ada pesanan di waktu-waktu itu ya gimana gitu, sedangkan untuk harga kita tetap,” ungkapnya, dilansir dari laman Pemkab Rembang.

Ketua Tim Penggerak PKK Desa Kajar Wahyu Tri Utami menambahkan, selama ini pemerintah desa telah aktif dalam mempromosikan wedang mawar ini melalui berbagai cara, seperti bazar dan menyajikannya kepada tamu yang datang, serta memberikan fasilitasi dana untuk produksi.

Komentar

Terpopuler