Irsadanar Ajak Belajar dari Jepang untuk Pendidikan Berkualitas
Dani Agus
Rabu, 10 Juli 2024 13:32:00
Murianews, Osaka – Rafyoga Jehan Pratama Irsadanar, seorang MEXT scholar dan mahasiswa Ph.D. di Universitas Kobe tampil jadi salah satu pembicara di ajang Japan Youth Summit 2024. Acara ini memberikan platform bagi Irsadanar untuk membahas integrasi teknologi dan tradisi dalam pendidikan Jepang, menekankan SDG 4: Pendidikan Berkualitas, dan perjalanannya menuju Society 5.0.
Dalam presentasinya, Irsadanar menjelaskan konsep Society 5.0 dan implikasinya bagi pendidikan. ”Society 4.0 melibatkan pengumpulan informasi untuk menyelesaikan masalah kita, tetapi Society 5.0 membawanya lebih jauh dengan membuat teknologi dan data bekerja untuk kita,” katanya, saat jadi pembicara pada Rabu (3/7/2024).
Pemerintah Jepang secara aktif mempersiapkan generasi muda untuk masa depan ini dengan mengintegrasikan teknologi canggih ke dalam pendidikan. Salah satu inisiatif utama yang disoroti oleh Irsadanar adalah Proyek Global and Innovation Gateway for All (GIGA) School.
”Proyek ini bertujuan untuk melengkapi setiap siswa dengan perangkat yang terhubung ke jaringan berkecepatan tinggi. Ini memfasilitasi penelitian, kerja kolaboratif, dan akses mudah ke materi sekolah melalui cloud,” jelasnya.
Didanai oleh 461 miliar yen dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Sains dan Teknologi (MEXT) untuk FY 2019-2020, proyek ini menegaskan komitmen Jepang terhadap integrasi teknologi dalam pendidikan.
Sementara teknologi memainkan peran penting, Irsadanar menekankan pentingnya nilai-nilai inti dalam pendidikan Jepang. ”Pembentukan karakter, menjadi warga negara yang bertanggung jawab, dan menghormati orang lain tetap fundamental,” katanya.
Selain itu, teknologi digunakan untuk meningkatkan kolaborasi dan pertukaran ide yang menghormati di antara siswa. Dari perspektif guru, teknologi memungkinkan evaluasi individu yang lebih akurat dan meminimalkan pekerjaan administratif, memberi pendidik lebih banyak waktu untuk fokus pada siswa.
Di sisi lain, siswa mendapat manfaat dari evaluasi diri yang lebih akurat, kemudahan dalam memahami materi, dan lebih banyak peluang untuk mengekspresikan diri. Keterbukaan terhadap inovasi dan disiplin diri sangat penting untuk keberhasilan integrasi teknologi dalam pendidikan.
”Keterbukaan budaya Jepang terhadap inovasi mendorong perbaikan terus-menerus, sementara disiplin memastikan kepatuhan terhadap peraturan dan aturan,” kata Irsadanar.
Ke depan, Irsadanar mengidentifikasi tantangan seperti menjembatani kesenjangan antara generasi analog dan pekerjaan yang digantikan oleh AI. Dia menekankan perlunya meningkatkan keterampilan manusia seperti kepemimpinan, komunikasi, dan kolaborasi.
”Keterampilan transformatif OECD untuk tahun 2030, menciptakan nilai baru, mengelola ketegangan dan dilema, dan mengambil tanggung jawab. Sangat penting untuk kesuksesan masa depan,” pungkasnya.
Untuk diketahui, Japan Youth Summit 2024 resmi digelar pada tanggal 1-4 Juli 2024 di Osaka Castle Hotel. Japan Youth Summit 2024 adalah sebuah pertemuan akbar yang dihadiri lebih dari 100 pemuda dari 28 negara.
Japan Youth Summit 2024 menegaskan komitmen untuk masa depan yang lebih baik melalui keberlanjutan dan inovasi. Japan Youth Summit 2024 yang diselenggarakan oleh Youth Break the Boundaries (YBB) sukses mengumpulkan peserta dari 28 negara untuk mengeksplorasi kekayaan budaya Jepang dan memperluas jaringan internasional mereka.



