Gerebek DBD ini melibatkan berbagai unsur masyarakat setempat. Mulai dari perangkat desa, karang taruna, tokoh masyarakat, bidan desa hingga Yayasan Mbah Kliwon.
Tak hanya itu, puluhan anggota pramuka Pangkalan H Agus Salim Fatmawati dari Madrasah Aliyah (MA) Shofa Marwa Desa Plosoharjo juga ikut dikerahkan.
”Ada yang meninggal satu orang kena DBD. Kemudian, ada juga anak penderita DBD yang saat ini masih dirawat di rumah sakit,” ujar Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Plosoharjo Budi Utomo.
Pada gerebek DBD ini, semua unsur masyarakat termasuk pramuka, melakukan pembagian abate dan tindakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Mereka memeriksa dan membersihkan kawasan yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti sebagai penyebab utama DBD.
Selain itu, dilakukan pula sosialisasi masif kepada masyarakat perlunya lebih disiplin melakukan gerakan 3M Plus. Yakni menguras dan menutup tempat penampungan air, memanfaatkan kembali barang bekas, serta mencegah gigitan nyamuk.
Murianews, Grobogan – Acara gerebek demam berdarah dengue (DBD) dilangsungkan di Dusun Pegonten, Desa Ploharjo, Kecamatan Toroh, Grobogan, Jawa Tengah, Sabtu (6/9/2025).
Gerebek DBD ini melibatkan berbagai unsur masyarakat setempat. Mulai dari perangkat desa, karang taruna, tokoh masyarakat, bidan desa hingga Yayasan Mbah Kliwon.
Tak hanya itu, puluhan anggota pramuka Pangkalan H Agus Salim Fatmawati dari Madrasah Aliyah (MA) Shofa Marwa Desa Plosoharjo juga ikut dikerahkan.
Kegiatan ini dilakukan menyusul merebaknya kasus DBD di Dusun Pegonten dalam satu bulan terakhir. Bahkan, ada satu anak yang meninggal setelah menjalani perawatan di rumah sakit akibat terkena DBD.
”Ada yang meninggal satu orang kena DBD. Kemudian, ada juga anak penderita DBD yang saat ini masih dirawat di rumah sakit,” ujar Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Plosoharjo Budi Utomo.
Pada gerebek DBD ini, semua unsur masyarakat termasuk pramuka, melakukan pembagian abate dan tindakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Mereka memeriksa dan membersihkan kawasan yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti sebagai penyebab utama DBD.
Selain itu, dilakukan pula sosialisasi masif kepada masyarakat perlunya lebih disiplin melakukan gerakan 3M Plus. Yakni menguras dan menutup tempat penampungan air, memanfaatkan kembali barang bekas, serta mencegah gigitan nyamuk.
Pramuka Teman Tetangga...
”Cara yang paling efektif untuk menekan penyebaran DBD bukanlah fogging, melainkan PSN. Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa yang terbang, sedangkan jentik-jentik nyamuk tetap ada. Jadi yang lebih mengena adalah PSN, dengan cara membersihkan tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk,” imbuh mantan pengurus Kwarcab Grobogan bidang Abdimas Humas itu.
Dalam acara ini juga dilangsungkan deklarasi Pramuka Teman Tetangga (Pratengga) yang merupakan sebuah program untuk membantu mengatasi DBD di Desa Plosoharjo, khususnya di Dusun Pegonten.
Lewat program ini, para pramuka akan mendampingi kepala keluarga (KK) di Dusun Pegonten. Di mana, satu orang pramuka akan mendampingi 10 KK.
”Sesuai nama programnya, Pramuka di sini menjadi teman bagi warga. Adik-adik pramuka akan memberikan edukasi pada warga terkait persoalan DBD dan kesehatan lainnya.
Kegiatan gerebek DBD itu juga dihadiri Kepala Dinas Kesehatan Grobogan Djatmiko, Plt Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Gunawan Cahyo Utomo.
Hadir pula Kepala Puskesmas Toroh 2 Edy Sucipto berserta jajarannya untuk memberikan layanan kesehatan gratis pada masyarakat.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Grobogan Djatmiko mengapresiasi acara yang dilangsungkan di Desa Pegonten tersebut. Menurutnya, upaya penanganan DBD memang perlu melibatkan semua komponen masyarakat setempat.
Kompak Menangani DBD...
”Saya mengapresiasi acara ini. Semua masyarakat kompak dalam menangani DBD,” katanya.
Ia menyatakan, sepanjang 2025 hingga bulan Agustus, ada 376 kasus DBD di Kabupaten Grobogan yang tersebar di 19 kecamatan. Dari jumlah ini, ada lima orang yang meninggal dunia.