Rabu, 19 November 2025


Berdasarkan laporan hasil penelitian Ratu Kalinyamat Perempuan Perintis Antikolonialisme 1549-1579, garapan Yayasan Dharma Bhakti Lestari, Sultan Hadlirin yang berasal dari Aceh dikirim ayahnya, Sultan Ibrahim untuk belajar ilmu pemerintahan dan agama Islam di Demak.

Kemudian, Sultan Hadlirin menikahi Ratu Kalinyamat. Ratu Kalinyamat adalah anak ketiga dari Sultan Trenggana. Sultan Trenggana adalah cucu Raden Patah, pendiri Kerajaan Demak Bintara.

Baca: Kisah Kedatangan Sultan Hadlirin di Jepara

Sultan Trenggono menyerahkan kota pelabuhan Jepara kepada menantunya. Sultan Hadlirin kemudian diangkat menjadi Bupati Kalinyamat sehingga ia dikenal sebagai pangeran atau susuhunan Kalinyamat.

Sayangnya, usia pernikahan Sultan Hadlirin dan Ratu Kalinyawamat tak berlangsung lama. Sultan Hadlirin wafat sebelum sang ratu memiliki keturunan. Sultan Hadlirin wafat setelah dibunuh Arya Penangsang pada tahun 1549 M.

Kematian Sultan Hadlirin membuat hati Ratu Kalinyamat hancur. Ia bersumpah melakukan Tapa Wuda. Sang ratu bertapa di sebuah bukit dengan menanggalkan semua keduniawiannya sebagai penguasa Jepara.
Dalam bertapa itu, Ratu Kalinyamat bersumpah tidak akan berhenti bertapa sebelum Arya Penangsang mati. Kemudian, Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya yang merupakan adik ipar sang ratu mau membantunya.Dengan bantuan strategi jitu dari Ki Ageng Pamanahan, Juru Mentani, dan Danang Sutawijaya, akhirnya Arya Penangsang berhasil dibunuh.Berdasarkan cerita tutur yang berkembang di masyarakat, bukti kematian Arya Penangsang itu dengan dibawanya darah dan rambutnya kepada sang ratu.Setelah itu, masa bertapa Ratu Kalinyamat usai. Dia kembali ke tahta dan melanjutkan kepemimpinan Jepara. Editor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler