300 Perahu Ramaikan Larungan Kepala Kerbau di Jepara
Faqih Mansur Hidayat
Sabtu, 29 April 2023 10:28:07
Prosesi larungan dimulai pukul 07.30 WIB ditandai berangkatnya kapal pembawa kepala kerbau dari dermaga TPI. Kapal utama itu diiringi lebih dari 300 perahu nelayan yang sebelumnya sudah bersiap di laut.
Kepala kerbau diarak menuju sebelah barat daya Pulau Panjang. Perjalanan yang ditempuh sekitar setengah jam.
Sesampainya di titik yang sudah ditentukan, kepala kerbau yang akan dilarung ‘diguyurdi’ doa-doa. Kemudian kepala kerbau yang ditempatkan di sebuah miniatur perahu dilarung oleh Pj Bupati Jepara, Edy Supriyanta.
[caption id="attachment_376065" align="alignleft" width="1280"]
Kepala Kerbau dilarung di tengah lautan perairan Jepara, oleh Pj Bupati Jepara, Edy Supriyanta. (Murianews/Faqih Mansyur)[/caption]
Setelah menyentuh miniature perahu pengangkut kepala kerbau menyentuh air, sejumlah pria melompat dan menceburkan diri. Mereka beradu cepat supaya bisa menyentuh kepala kerbau.
Bukan tanpa alasan, selain mencari berkah, para pria itu berebut perhiasan yang terpasang di kepala kerbau. Sementara para nelayan lain dengan cepat mengambil air laut dan menyiramkannya pada perahu mereka masing-masing.
BACA JUGA: Berebut Berkah dan Rezeki di Arena Pesta Lomban JeparaTradisi mengguyur perahu di lokasi pelarungan sudah terjadi turun temurun di kalangan nelayan. Mereka percaya guyuran air laut itu akan membuat hasil tangkapan mereka bagus sepanjang musim.Edy Supriyanta menjelaskan, larungan itu merupakan wujud syukur masyarakat pesisir Jepara atas limpahan rejeki dan keberkahan selama setahun terakhir. Selain itu, larungan kepala kerbau tersebut sebagai pertanda doa dengan harapan akan diberi rejeki yang melimpah di kemudian hari."Ini tradisi yang diwariskan dari para leluhur dulu. Dan ini harus terus kita jalankan," kata Edy.Selain sebagai upaya pelestarian tradisi, larungan itu juga dijalankan untuk menarik wisatawan sebanyak mungkin. Diketahui, larungan atau pesta lomban itu menjadi salah satu daya tarik wisatawan yang sudah terjadwalkan.https://youtu.be/RHT0sVC0X1gEditor: Budi Santoso
Murianews, Jepara – Pada Sabtu (29/2/2023), pagi WIB di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Ujungbatu Kabupaten Jepara, penuh dengan warga. Sebanyak 300 perahu terlibat dalam prosesi tradisi larungan kepala kerbau.
Prosesi larungan dimulai pukul 07.30 WIB ditandai berangkatnya kapal pembawa kepala kerbau dari dermaga TPI. Kapal utama itu diiringi lebih dari 300 perahu nelayan yang sebelumnya sudah bersiap di laut.
Kepala kerbau diarak menuju sebelah barat daya Pulau Panjang. Perjalanan yang ditempuh sekitar setengah jam.
Sesampainya di titik yang sudah ditentukan, kepala kerbau yang akan dilarung ‘diguyurdi’ doa-doa. Kemudian kepala kerbau yang ditempatkan di sebuah miniatur perahu dilarung oleh Pj Bupati Jepara, Edy Supriyanta.
[caption id="attachment_376065" align="alignleft" width="1280"]
Kepala Kerbau dilarung di tengah lautan perairan Jepara, oleh Pj Bupati Jepara, Edy Supriyanta. (Murianews/Faqih Mansyur)[/caption]
Setelah menyentuh miniature perahu pengangkut kepala kerbau menyentuh air, sejumlah pria melompat dan menceburkan diri. Mereka beradu cepat supaya bisa menyentuh kepala kerbau.
Bukan tanpa alasan, selain mencari berkah, para pria itu berebut perhiasan yang terpasang di kepala kerbau. Sementara para nelayan lain dengan cepat mengambil air laut dan menyiramkannya pada perahu mereka masing-masing.
BACA JUGA: Berebut Berkah dan Rezeki di Arena Pesta Lomban Jepara
Tradisi mengguyur perahu di lokasi pelarungan sudah terjadi turun temurun di kalangan nelayan. Mereka percaya guyuran air laut itu akan membuat hasil tangkapan mereka bagus sepanjang musim.
Edy Supriyanta menjelaskan, larungan itu merupakan wujud syukur masyarakat pesisir Jepara atas limpahan rejeki dan keberkahan selama setahun terakhir. Selain itu, larungan kepala kerbau tersebut sebagai pertanda doa dengan harapan akan diberi rejeki yang melimpah di kemudian hari.
"Ini tradisi yang diwariskan dari para leluhur dulu. Dan ini harus terus kita jalankan," kata Edy.
Selain sebagai upaya pelestarian tradisi, larungan itu juga dijalankan untuk menarik wisatawan sebanyak mungkin. Diketahui, larungan atau pesta lomban itu menjadi salah satu daya tarik wisatawan yang sudah terjadwalkan.
https://youtu.be/RHT0sVC0X1g
Editor: Budi Santoso
