Kabid Kesehatan Hewan dan Peternaakan pada DKPP Kabupaten Jepara, Mudhofir menyebutkan, saat ini ada sebanyak 1437 sapi yang terjangkit LSD. Meningkatnya kasus itu dikarenakan mobilitas ternak yang sulit dikendalikan.
“Kita bisanya menghambat laju. Sifatnya reaksi. Jika ada ternak yang terjangkit baru kita obati. Kita belum bisa tahap pencegahan di vaksinasi,” kata Mudhofir, Selasa (16/5/2023).
Kasus LSD menyebar di 14 kecamatan di Kota Ukir. Hanya Kecamatan Pecangaan dan Kalinyamatan yang masih berzona putih. Sisanya zona merah. Jumlah kasus terbanyak di Kecamatan Pakis Aji dengan total 334 kasus, lalu Bangsri sebanyak 328 kasus dan Keling sebanyak 133 kasus.
Melesatnya angka kasus itu salah satunya diakibatkan tidak adanya vaksin. Sejauh ini, Kabupaten Jepara baru menerima 400 dosis vaksin yang sudah habis pada Februari 2023 lalu.
“Sampai sekarang belum ada kiriman vaksin lagi,” ucap Mudhofir.Kemarin, Mudhofir sudah komunikasi dengan pemerintah pusat. Pihaknya dijanjikan akan diberi seribu dosis vaksin. Namun pihaknya belum tahu kapan vaksin itu akan tiba di Bumi Kartini.“Kami berharap segera mungkin dikirim. Minggu depan harapannya kami sudah bisa eksekusi,” harap Mudhofir.Sementara ini, para petani hanya bisa diimbau untuk menjaga kebersihan kandang dan ternak. Sebab, salah satu cara menjaga kesehatan ternaka adalah menjaga kebersihannya. Editor: Budi Santoso
Murianews, Jepara – Sebulan jelang hari raya kurban, sapi-sapi di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah banyak yang terjangkit virus Lumpy Skin Disease (LSD). Kasus ini terus meningkat seiring sulitnya mendapatkan vaksin.
Kabid Kesehatan Hewan dan Peternaakan pada DKPP Kabupaten Jepara, Mudhofir menyebutkan, saat ini ada sebanyak 1437 sapi yang terjangkit LSD. Meningkatnya kasus itu dikarenakan mobilitas ternak yang sulit dikendalikan.
“Kita bisanya menghambat laju. Sifatnya reaksi. Jika ada ternak yang terjangkit baru kita obati. Kita belum bisa tahap pencegahan di vaksinasi,” kata Mudhofir, Selasa (16/5/2023).
Kasus LSD menyebar di 14 kecamatan di Kota Ukir. Hanya Kecamatan Pecangaan dan Kalinyamatan yang masih berzona putih. Sisanya zona merah. Jumlah kasus terbanyak di Kecamatan Pakis Aji dengan total 334 kasus, lalu Bangsri sebanyak 328 kasus dan Keling sebanyak 133 kasus.
Melesatnya angka kasus itu salah satunya diakibatkan tidak adanya vaksin. Sejauh ini, Kabupaten Jepara baru menerima 400 dosis vaksin yang sudah habis pada Februari 2023 lalu.
BACA JUGA: Ternak-Ternak di Jepara Mulai Dipasangi Ear Tag Barcode
“Sampai sekarang belum ada kiriman vaksin lagi,” ucap Mudhofir.
Kemarin, Mudhofir sudah komunikasi dengan pemerintah pusat. Pihaknya dijanjikan akan diberi seribu dosis vaksin. Namun pihaknya belum tahu kapan vaksin itu akan tiba di Bumi Kartini.
“Kami berharap segera mungkin dikirim. Minggu depan harapannya kami sudah bisa eksekusi,” harap Mudhofir.
Sementara ini, para petani hanya bisa diimbau untuk menjaga kebersihan kandang dan ternak. Sebab, salah satu cara menjaga kesehatan ternaka adalah menjaga kebersihannya.
Editor: Budi Santoso