Kamis, 20 November 2025


Direktur Perumda Aneka Usaha Nur Cholis tak menampik bahwa sejauh ini perusahaan yang dipimpinnya itu dicitrakan sebagian pihak memiliki kinerja yang agak buruk. Salah satu indikatornya adalah minimnya pendapatan dari sekian banyak usaha yang dijalani.

Sebagian pihak bahkan menilai bahwa Perumda menjadi tempat menghambur-hamburan uang daerah. Imbasnya, beberapa waktu lalu sempat muncul penolakan penyertaan modal oleh pemerintah daerah kepada Perumda.

”Kami mulai perbaiki perlahan-lahan. Untuk menghilangkan citra itu memang tidak mudah,” kata Nur Cholis saat ditemui Murianews, Senin (5/6/2023).

Sejak pucuk pimpinan dipegang Nur Cholis, pendapatan Perumda mulai terlihat. Setahun sebelum dia menjabat, yakni pada tahun 2020, dari rencana laba sebesar Rp 421.626.582 hanya terealisasi Rp 400.124 005.

Kemudian, pada tahun 2021 target laba sebesar Rp 555.857.191 bisa terealisasi Rp 668.053.132. Lalu pada tahun 2022 target laba sebesar Rp 1.022.307.495, terealisasi 1.022.587.019.

”Untuk tahun 2023 ini, target laba sebesar Rp 1,4 miliar lebih. Kami optimis bisa melampaui target tersebut,” jelas Nur Cholis.

Sementara untuk setor bagi hasil kepada kas daerah atau deviden pada tahun 2020 ditarget Rp 185.900.000 dan terealisasi Rp 135.075.600. Lalu, pada tahun 2021 ditarget Rp 238.336.450 dan bisa terealisasi Rp 314.091.250.

Kemudian, pada tahun 2022 ditarget Rp 448.897.350 dan terealisasi Rp 477.866.663. Sedangkan, di tahun 2023 ditarget Rp 626.720.600.

Pihaknya tak menampik bahwa ada unit usaha yang kurang produktif. Berdasarkan penilaian DPRD Kabupaten Jepara, dua unit usaha yang jeblok, yaitu alat tulis kantor (ATK) dan percetakan. Mestinya, dua unit usaha itu dimitrakan dengan kantor-kantor dinas.
”Tapi yang berjalan banyak dinas yang membeli ATK dari swasta,” ungkap Nur Cholis.Beruntung, Pj Bupati Jepara sudah mengeluarkan Surat Edaran (SE) yang berisi intruksi setiap kantor dinas harus bermitra dengan Perumda dalam pengadaan ATK dan percetakan.[caption id="attachment_385698" align="alignleft" width="1920"] Foto: Sepeda motor listrik berbranding Kopi Rojoku terpantau mangkrak. (Murianews/Faqih Mansyur Hidayat)[/caption]Unit usaha lain milik Perumda yang dinilai Nur Cholis butuh genjotan, yaitu air mineral dan kopi bejenama atau bermerek Rojoku. Pasalnya, sejauh ini dua produk tersebut hanya beredar di kalangan kedinasan saja.Nur Cholis meyakini, masih ada unit usaha yang bisa menopang target pendapatan. Dua unit usaha yang paling terlihat pendapatannya yaitu sektor pertanian di Pakisaji dan limbah PLTU Tanjung Jati B. Untuk pertanian, dalam setahun bisa meraup laba kotor sedikitnya Rp 1 miliar. Sedangkan limbah PLTU menyumbang laba kotor sekitar Rp 2,2 miliar.Selain kedua unit usaha tersebut, Perumda juga sedang merintis usaha pembuatan paving dan batako dari Fly Ash Bottom Ash (FABA) atau limbah sisa pembakaran batubara dari PLTU. Rencananya, akan didirikan gudang produksi di Kecamatan Pakisaji.”Dari unit-unit usaha yang potensial itu, kami yakin setiap tahun akan melebihi target laba,” tandas Nur Cholis. Editor: Dani Agus

Baca Juga

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler