Kabid Kesehatan Hewan dan Peternakan pada Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jepara Mudhofir menyebutkan, kasus aktif saat ini tercatat ada 2.380 ekor
.
Sedangkan akumulasi sejak kemunculan awal, sejauh ini sudah ada 2.623 ekor sapi yang terkena LSD. Dengan rincian ada 210 ekor dinyatakan sembuh, 14 ekor mati dan 19 ekor dipotong paksa.
”Kasusnya tetap ada peningkatan. Memang ternak yang kontak di pasar tidak bisa kita hindari,” kata Mudhofir, Sabtu (10/6/2023).
Dari enam belas kecamatan, lanjut Mudhofir, tinggal dua kecamatan saja yang masih berzona putih. Yakni Kecamatan Pecangaan dan Kalinyamatan. Sisanya masuk zona merah dengan jumlah kasus beragam.
Sejauh ini, ada lima kecamatan yang paling banyak terdapat kasus LSD. Yaitu, Kecamatan Kembang sebanyak 545 kasus, Keling (436), Bangsri (423), Pakisaji (363), dan Donorojo (248).Meskipun begitu, sebenarnya di lapangan sudah banyak ternak yang dalam fase penyembuhan. ”Banyak sekali (ternak, red) yang sudah membaik. Banyak yang makan dan minumnya sudah normal. Tapi bekas-bekas lukanya belum hilang,” ujar Mudhofir.Sebagai langkah preventif, Mudhofir selalu mengingatkan kepada masyarakat dan peternak untuk menjaga kebersihan ternak beserta kandangnya. Jika memang muncul gejala LSD, pihaknya menyarankan agar segera melapor kepada petugas kesehatan hewan terdekat. Editor: Dani Agus
Murianews, Jepara – Virus Lumpy Skin Disease (LSD) semakin menyebar luas di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Hampir seluruh kecamatan di Kota Ukir nyaris dikepung virus yang meresahkan para peternak tersebut.
Kabid Kesehatan Hewan dan Peternakan pada Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jepara Mudhofir menyebutkan, kasus aktif saat ini tercatat ada 2.380 ekor
sapi yang terjangkit LSD.
Sedangkan akumulasi sejak kemunculan awal, sejauh ini sudah ada 2.623 ekor sapi yang terkena LSD. Dengan rincian ada 210 ekor dinyatakan sembuh, 14 ekor mati dan 19 ekor dipotong paksa.
Baca juga: Vaksinasi LSD di Jepara Terus Dikebut
”Kasusnya tetap ada peningkatan. Memang ternak yang kontak di pasar tidak bisa kita hindari,” kata Mudhofir, Sabtu (10/6/2023).
Dari enam belas kecamatan, lanjut Mudhofir, tinggal dua kecamatan saja yang masih berzona putih. Yakni Kecamatan Pecangaan dan Kalinyamatan. Sisanya masuk zona merah dengan jumlah kasus beragam.
Sejauh ini, ada lima kecamatan yang paling banyak terdapat kasus LSD. Yaitu, Kecamatan Kembang sebanyak 545 kasus, Keling (436), Bangsri (423), Pakisaji (363), dan Donorojo (248).
Meskipun begitu, sebenarnya di lapangan sudah banyak ternak yang dalam fase penyembuhan. ”Banyak sekali (ternak, red) yang sudah membaik. Banyak yang makan dan minumnya sudah normal. Tapi bekas-bekas lukanya belum hilang,” ujar Mudhofir.
Sebagai langkah preventif, Mudhofir selalu mengingatkan kepada masyarakat dan peternak untuk menjaga kebersihan ternak beserta kandangnya. Jika memang muncul gejala LSD, pihaknya menyarankan agar segera melapor kepada petugas kesehatan hewan terdekat.
Editor: Dani Agus