Kamis, 20 November 2025


Pantauan Murianews.com, pagi tadi (21/6/2023), suasana Pasar Pon atau pasar hewan di Kecamatan Bangsri terpantau ramai. Sapi, kerbau dan kambing terlihat memadati pasar. Beberapa sapi terlihat masih terdapat bekas terjangkit LSD.

Edi Valen, salah satu pedagang sapi mengatakan virus LSD sangat berpengaruh pada penjualannya tahun ini. Dia melihat banyak sekali sapi yang terjangkit virus yang dia sebut sebagai penyakit lato-lato itu.

Baca: Jelang Iduladha, Ribuan Sapi di Pati Disuntik Vaksin PMK dan LSD

”Orang mau beli kan, takut. ’Lato-lato’ itu kan berbahaya. Kalau sudah kena itu ada luka. Pembeli menganggap itu cacat. Jadi minat yang mau beli itu kurang,” kata Edi.

Edi mengungkapkan, dampak ternak yang pernah terjangkit virus LSD itu sangat memukul para pedagang. Sebab, harga jualnya bisa anjlok sampai 50 persen dari harga normal.

Sementara untuk ternak yang sehat pun harganya tidak begitu tinggi kenaikannya. Jika sebelum ada virus LSD kenaikannya jelang Iduladha mencapai 50 persen, tahun ini kenaikannya hanya di kisaran 20-30 persen.Baca: Seperti Apa Cara Kerja Ear Tag di Hewan Ternak?Para pedagang sangat terbantu dengan program ear tag atau penanda pada telinga ternak. Sebab, ear tag itu memberi jaminan kejelasan status ternak kepada pembeli. Pembeli bisa yakin dengan riwayat yang terdapat pada barcode ear tag tersebut.Lain halnya dengan Sukirno, salah satu pedagang kambing. Dia mengaku tak terpengaruh dengan adanya virus LSD yang memang tidak menyerang kambing. Penjualannya terbilang stabil. Kenaikan harganya pun bisa mencapai 40 persen dari hari-hari biasa. Editor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler