Arsip Tentang Kartini Segera Diajukan ke UNESCO
Faqih Mansur Hidayat
Sabtu, 24 Juni 2023 14:43:11
Kepala ANRI Gunarto menyebutkan, pengajuan tersebut didasarkan pada pentingnya menjaga pemikiran kesetaraan oleh RA Kartini. Pengajuan tersebut sudahh berjalan sampai 80 persen.
”Jadi pembahasan dengan pemerintah Belanda khususnya dengan Universitas Leiden dan Arsip Nasional Belanda sudah berjalan dengan mulus karena dulu sempat terjadi ketegangan,” ungkap Gunarto, saat bertemu Pj Bupati Jepara Edy Supriyanta, Jumat (23/6/2023).
Baca: 53 Pemilih di Jepara Berusia 100 Tahun LebihIa menceritakan surat rekomendasi dari Pj Bupati Jepara menjadi pendukung yang merepresentasikan masyarakat Jepara yang merupakan asal usul Kartini.
Akhirnya, disepakatilah pengajuan dengan metode
joint nominations. Di mana metode tersebut merupakan kesepakatan bersama antara Indonesia dengan Belanda.
Sebelumnya, kata dia, Belanda bermaksud mengajukan secara metode
single nominations. Di mana, mereka menganggap bahwa arsip surat Kartini adalah milik mereka.
Namun, ANRI bersikukuh mencari arsip lain milik Kartini berupa arsip sebelum surat terkirim, setelah surat terkirim, pendirian sekolahnya, dan arsip lain mengenai perjuangan gender.
Hal lain yang dibahas dalam kunjungan itu adalah pemberian gelar Pahlawan Nasional pada Ratu Kalinyamat. ANRI sudah melacak arsip mengenai Ratu Kalinyamat ke Portugal.
Hasilnya dari pelacakan itu, ditemukan bahwa aktivitas di Nusantara satu abad sebelum VOC masuk sekitar abad ke 15-16 dengan Spanyol.
Baca: Romantisme Sultan Hadlirin dan Ratu KalinyamatTemuan unik lain yakni Peta Nusantara tahun 1520 yang ditemukan, bahwa Portugis memberikan tinta warna emas pada daerah yang penting dan Jepara serta Sunda Kelapa memiliki tanda warna emas tersebut.”Ini tidak semata-mata karena mengumpulkan untuk Kalinyamat tapi juga secara nasional kita ingin memperpanjang sumber sejarah kita sampai ke yang lebih tua. Karena sampai saat ini, sumber sejarah kita adalah sumber sejarah modern,” papar Gunarto.Ia pun meyakini dari temuan itu, akan memperkuat narasi ilmiah Ratu Kalinyamat dalam pemberian gelar Pahlawan Nasional.Terakhir, ANRI meminta agar Jepara perlu menulis sejarah masing-masing desa karena memiliki tradisi yang lama namun tidak terdokumentasi dengan baik.Kepala ANRI merekomendasikan Pemkab Jepara melalui dinas-dinas terkait agar mengumpulkan data sejarah lewat wawancara dari tokoh di desa masing-masing dan diverifikasi oleh ahli sejarah. Nantinya, Jepara dapat memiliki basis data yang dapat ditampilkan melalui website Pemkab Jepara. Editor: Zulkifli Fahmi
Murianews, Jepara – Arsip tentang kartini diajukan pada
The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Arsip tersebut diajukan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) pada UNESCO sebagai
Memory of the World.
Kepala ANRI Gunarto menyebutkan, pengajuan tersebut didasarkan pada pentingnya menjaga pemikiran kesetaraan oleh RA Kartini. Pengajuan tersebut sudahh berjalan sampai 80 persen.
”Jadi pembahasan dengan pemerintah Belanda khususnya dengan Universitas Leiden dan Arsip Nasional Belanda sudah berjalan dengan mulus karena dulu sempat terjadi ketegangan,” ungkap Gunarto, saat bertemu Pj Bupati Jepara Edy Supriyanta, Jumat (23/6/2023).
Baca: 53 Pemilih di Jepara Berusia 100 Tahun Lebih
Ia menceritakan surat rekomendasi dari Pj Bupati Jepara menjadi pendukung yang merepresentasikan masyarakat Jepara yang merupakan asal usul Kartini.
Akhirnya, disepakatilah pengajuan dengan metode
joint nominations. Di mana metode tersebut merupakan kesepakatan bersama antara Indonesia dengan Belanda.
Sebelumnya, kata dia, Belanda bermaksud mengajukan secara metode
single nominations. Di mana, mereka menganggap bahwa arsip surat Kartini adalah milik mereka.
Namun, ANRI bersikukuh mencari arsip lain milik Kartini berupa arsip sebelum surat terkirim, setelah surat terkirim, pendirian sekolahnya, dan arsip lain mengenai perjuangan gender.
Hal lain yang dibahas dalam kunjungan itu adalah pemberian gelar Pahlawan Nasional pada Ratu Kalinyamat. ANRI sudah melacak arsip mengenai Ratu Kalinyamat ke Portugal.
Hasilnya dari pelacakan itu, ditemukan bahwa aktivitas di Nusantara satu abad sebelum VOC masuk sekitar abad ke 15-16 dengan Spanyol.
Baca: Romantisme Sultan Hadlirin dan Ratu Kalinyamat
Temuan unik lain yakni Peta Nusantara tahun 1520 yang ditemukan, bahwa Portugis memberikan tinta warna emas pada daerah yang penting dan Jepara serta Sunda Kelapa memiliki tanda warna emas tersebut.
”Ini tidak semata-mata karena mengumpulkan untuk Kalinyamat tapi juga secara nasional kita ingin memperpanjang sumber sejarah kita sampai ke yang lebih tua. Karena sampai saat ini, sumber sejarah kita adalah sumber sejarah modern,” papar Gunarto.
Ia pun meyakini dari temuan itu, akan memperkuat narasi ilmiah Ratu Kalinyamat dalam pemberian gelar Pahlawan Nasional.
Terakhir, ANRI meminta agar Jepara perlu menulis sejarah masing-masing desa karena memiliki tradisi yang lama namun tidak terdokumentasi dengan baik.
Kepala ANRI merekomendasikan Pemkab Jepara melalui dinas-dinas terkait agar mengumpulkan data sejarah lewat wawancara dari tokoh di desa masing-masing dan diverifikasi oleh ahli sejarah. Nantinya, Jepara dapat memiliki basis data yang dapat ditampilkan melalui website Pemkab Jepara.
Editor: Zulkifli Fahmi