Sempat Terpuruk, Tenun Troso Jepara Kembali Bangkit
Faqih Mansur Hidayat
Senin, 17 Juli 2023 10:46:00
Murianews, Jepara – Industri Tenun Ikat Troso atau Tenun Troso sempat terseok-seok akibat Pandemi Covid-19. Saat itu, salah satu sandaran ekonomi warga Troso, Kecamatan Pecangaan, Jepara terkapar tak berdaya.
Di masa Pandemi, Tenun Troso tak bisa dijual ke luar daerah akibat ada kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat. Hasil produksi pun menumpuk dan membuat pengusaha mengurangi serta menghentikan aktivitasnya.
’’Kemarin waktu corona (penjualan Tenun Troso, red) mati total,’’ kata Aris Subagio, salah satu pengusaha Tenun Troso saat ditemui Murianews.com, Minggu (16/7/2023).
Kini, pemerintah pun telah mencabut status pandemi Covid-19. Geliat Tenun Troso mulai membaik dan berangsur pulih. Bulan-bulan ini saja, penjualan sudah mulai membaik.
’’Dari mulai corona, ini sudah mulai ke penjualan yang terbaik. Secara ekonomi ini bagus-bagusnya sejak corona mereda kemarin. Alhamdulillah pelan-pelan ini sudah mulai penjualannya yang sangat bagus,’’ ungkap pria yang sudah menjadi pengusaha Tenun Troso selama 13 tahun itu.
Sejak awal, Aris sudah menjual Tenun Troso dengan secara online. Pembelinya pun dari berbagai penjuru Indonesia. Pelanggan-pelanggan tetapnya itu datang dari Jakarta, Palembang, dan beberapa daerah Sumatera dan Sulawesi.
Aris mengatakan, penjualan kain Tenun Troso memang fluktiatif sebagaimana pengalamannya. Namun, saat memasuki semester kedua atau bukan keenam, penjualan baru mulai merangkak.
Penjualan bisa mencapai titik terbaik pada akhir tahun, saat memasuki Hari Raya Natal hingga pergantian tahun. Saat itu, pesanan kain dari pelanggan di luar Jawa seperti Sumatera dan Sulawesi cukup tinggi.
Namun, setelah masuk awal tahun, permintaan kain Tenun Troso kembali melandai. Pesanan tak lagi sederas pada akhir tahun. Kondisi ini, terjadi tiap tahun.
’’Itu lumrah saja. Karena pelanggan sudah memiliki banyak stok,’’ jelas Aris.
Aris menjelaskan, dari usahanya itu ia telah meraih omzet sekitar Rp 100 juta hingga Rp 200 juta dalam sebulan. Dengan omzet itu, pemilik usaha Bagios Tenun Troso ini kini memiliki sekitar 50 pekerja yang bertugas sebagai penenun, penjahit, dan tenaga kerja lainnya.
Editor: Zulkifli Fahmi



