Langganan Kekeringan, PDAM Jepara Didesak Perbanyak Sumur
Faqih Mansur Hidayat
Sabtu, 16 September 2023 11:54:00
Murianews, Jepara – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirto Jungporo atau lebih dikenal dengan PDAM Jepara, selalu kewalahan saat musim kemarau tiba. Terlebih ada banyak warga yang kekurangan air bersih lantaran sumur PDAM mengering.
Pada Senin (11/9/2023) lalu, PDAM mengumumkan bahwa air baku di Bendungan Bumpis Desa Gerdu Kecamatan Pecangaan berkurang drastis. Sehingga, instalasi pengolahan air (IPA) Bumpis tidak bisa beroperasi. Adapun wilayah yang terdampak yaitu Desa Ujungpandan, Gerdu, Kaliombo, Tedunan, Karangaji dan Kedungmalang.
Petinggi Desa Gerdu, Winarko Wibowo, menyebutkan hampir dua pekan warganya krisis air bersih. IPA milik PDAM Jepara yang berada di wilayahnya mati karena debit air sungai Serang Welahan Drainase (SWD) II semakin menipis. Saat ini, sebagian warga menggunakan air bersih yang tersisa di sumur mereka.
Menurut Wibowo, semestinya PDAM Jepara memiliki langkah antisipatif. Sebab, bencana kekeringan di wilayahnya selalu terjadi setiap musim kemarau.
”PDAM Jepara seharusnya membuat banyak sumur bor di wilayah rawan kekeringan. Sehingga ketika musim kemarau tiba, warga masih bisa mendapatkan air bersih,” kata Wibowo.
Menanggapi desakan tersebut, Direktur Utama PDAM Jepara, Sapto Budi Riyanto menyatakan bahwa membuat sumur bor tidaklah mudah. Selain biayanya tak sedikit, mencari titik untuk dibuat sumur bor juga tidak mudah.
Sapto menyebutkan, saat ini PDAM Jepara hanya memiliki 102 titik sumur bor di seluruh wilayah Kota Ukir. Dia tak menampik bahwa jumlah itu jauh dari kata ideal.
”Idealnya setiap tahun harus bangun lima sampai sepuluh sumur bor,” kata Sapto, Jumat (16/9/2023).
Sapto mengungkapkan, sejak tahun 2022 lalu, hanya sepuluh sumur saja yang berhasil dibangun. Sementara di tahun ini, pihaknya menargetkan bisa membangun tiga sumur. Yaitu di Desa Jambu Kecamatan Mlonggo, Desa Jlegong Kecamatan Keling dan Kelurahan Pengkol Kecamatan Jepara.
”Kita mau bangun sumur lebih sulit karena pengurusan izin tidak semudah dulu. Prosesnya panjang,” kata Sapto.
Editor: Cholis Anwar



