Warga Pulau Nyamuk Jepara Bikin Batik Motif Bikini Bottom
Faqih Mansur Hidayat
Jumat, 12 Juli 2024 19:59:00
Murianews, Jepara – Empat perempuan asal Pulau Nyamuk, Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, membuat batik bermotif bikini bottom. Motif ini dianggap sebagai cerminan dari kondisi geografis pulau terluar dari Kota Ukir itu.
Motif bikini bottom itu diciptakan saat pelatihan membatik yang digelar oleh Dinas Koperasi, UKM, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Diskopukmnakertrans) Jepara.
Febi Ayuningsih, salah satu warga Pulau Nyamuk menyebut, motif itu tercipta setelah lima hari pelatihan berlangsung. ”Motif-motif Bikini Bottom. Kan, kami (berasal) dari Pulau Nyamuk,” kata Febi, Jumat (12/7/2024).
Febi bersama tiga temannya, Dwi Susanti, Wahyu Amalia Dewi, dan Nur Anifah memang berasal dari Desa Nyamuk, Kecamatan Karimunjawa. Bikini Bottom, kota bawah air yang ada dalam serial kartun Sponge Bob itu, digunakan oleh Febi untuk bercanda saat ditanya motif yang dia buat bersama kelompoknya.
Mereka menuangkan warna berbeda-beda di setiap lembar kain. Yaitu berkelir coklat, hitam, biru, dan kuning. Batik-batik itu bergambar biota laut. Seperti ubur-ubur, bintang laut, karang, hingga rumput laut dan motif ombak.
Menurut Febi, mereka sengaja membuat tambahan motif batik yang berciri lingkungan tempat tinggalnya, berpadu ukiran Jepara pada setiap karya. Motif seperti inilah yang rencananya akan dikembangkan kelompok bernama Putri Pesisir ini saat memulai usaha batik di Pulau Nyamuk, Karimunjawa.
Rupanya apa yang dilakukan putri Pesisir dan puluhan peserta lain yang mengikuti pelatihan itu, sesuai arahan Sekda Edy Sujatmiko saat ikut mendampingi. Dia mendorong peserta untuk pintar membranding produk yang dibuat.
”Bahkan saat gagal dalam membuat motif, jangan biarkan itu menjadi produk gagal. Jangan parah semangat. Ada produk (biskuit) marie gosong yang tetap laku karena memang dibranding sebagai marie gosong,” kata Edy Sujatmiko.
Agar laku dan bisa menjadi sumber pendapatan keluarga yang baru, dia mendorong peserta untuk menjaga kualitas produk dan mengawali bersaing di pasar dengan harga kompetitif. Sekda juga mendorong untuk belajar memasarkan secara online mengikuti selera pasar.
“Daripada murah tapi luntur, konsumen akan kapok,” katanya lagi.
Editor: Dani Agus



