Tiga Kabupaten Belajar Pengelolaan Adminduk di Jepara
Faqih Mansur Hidayat
Kamis, 19 September 2024 17:57:00
Murianews, Jepara – Tiga kabupaten di Jawa Tengah berkunjung ke Jepara untuk belajar program Kios Administrasi Kependudukan (Adminduk) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil). Ketiga kabupaten tersebut, yaitu Kabupaten Kendal, Cilacap dan Batang.
Kepala Disdukcapil Kabupaten Jepara, Abdul Syukur menyampaikan, pelayanan administrasi kependudukan di desa yang di Jepara dinamakan Kios Adminduk banyak memberikan manfaat baik bagi warga maupun Disdukcapil.
”Warga yang gaptek (gagap teknologi) pelayanan online, tidak punya ponsel atau komputer yang mendukung pelayanan daring dan warga yang tinggal di daerah yang tidak terlayani sinyal internet bisa dibantu admin Kios Adminduk di desa. Mereka cukup ke kantor desa membawa berkas persyaratan, petugas desa yang memproses ke Disdukcapil. Setelah dokumen jadi, warga tinggal mengambil di balai desa,” kata Abdul Syukur, Kamis (19/9/2024)
Menurut perhitungan ekonomi dibanding dengan pelayanan tatap muka, sebut Syukur, dalam setahun terjadi penghematan sekitar Rp 3,7 miliar.
Dia mencontohkan, bila setiap warga untuk mengurus adminduk membutuhkan waktu sehari. Jika pekerja, artinya harus izin dan harus merelakan tak dibayar dengan rata-rata Rp 100 ribu dan uang BBM Rp 10 ribu.
Di sisi lain, setahun beroperasinya Kios Adminduk berhasil menerbitkan 34.430 dokumen sehingga setara Rp 3,7 miliar.
Selain lebih hemat, lanjut dia, keuntungan yang diperoleh Disdukcapil yaitu waktu penyelesaian lebih cepat dari semula seminggu lebih menjadi maksimal 3 hari kerja.
”Adanya Kios Adminduk lebih memudahkan karena verifikasi berkas di awal sudah dilakukan oleh petugas Kios Adminduk di desa. Dengan verifikasi tersebut setidaknya berkas sudah lengkap dan benar sehingga verifikasi kami menjadi lebih mudah," imbuh Syukur.
Sementara itu Kepala Disdukcapil Cilacap, Annisa Fabriana yang pada kunjungan tersebut didapuk sebagai ketua rombongan mengungkapkan, ketiga kabupaten ini rencananya akan memberikan pelayanan sampai di desa. Hanya saja, sebelum terlaksana mereka perlu belajar ke Jepara agar memahami bagaimana proses mendirikan, kendala yang dihadapi serta permasalahan teknis lainnya.
”Meskipun permasalahan yang dihadapi tiap daerah berbeda-beda, kami perlu belajar dari Jepara agar nantinya pelayanan adminduk di desa semakin baik,” kata Amnisa Fabriana.
Dia menambahkan, luas wilayah, jumlah SDM dan karakter masyarakat tiap daerah berbeda-beda. Sehingga dengan masukan dari kabupaten-kabupaten yang sudah menerapkan pelayanan sampai desa harapannya menjadi lebih baik.
Editor: Supriyadi



