Pasalnya, hasil panen kopi, kemiri dan markisa dianggap sangat potensial mendongkrak ekonomi masyarakat.
Ketua Kelompok Tani Subur Makmur II Supaat menyebut, terdapat tiga komoditas pertanian dan perkebunan utama di Desa Bungu, yaitu kemiri, markisa, dan kopi. Dia menilai potensinya cukup besar bila digarap dengan maksimal.
Namun demikian, Supaat mengakui bahwa kuantitas hasil panen masih tergolong minim karena penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) yang belum optimal serta membutuhkan dukungan pemerintah.
”Dari segi alat dan mesin kami belum maksimal. Sehingga kami butuh bantuan pemerintah,” kata Supaat, Rabu (8/10/2025).
“Masalah air juga sudah mulai berkurang. Tentu sangat berpengaruh dengan hasil panen kami,” ungkap Supaat.
Murianews, Jepara – Kelompok tani di Desa Bungu, Kecamatan Mayong, sangat membutuhkan perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara, Jawa Tengah (Jateng).
Pasalnya, hasil panen kopi, kemiri dan markisa dianggap sangat potensial mendongkrak ekonomi masyarakat.
Ketua Kelompok Tani Subur Makmur II Supaat menyebut, terdapat tiga komoditas pertanian dan perkebunan utama di Desa Bungu, yaitu kemiri, markisa, dan kopi. Dia menilai potensinya cukup besar bila digarap dengan maksimal.
Pada tahun 2024, sebut Supaat, hasil produksi kopi mencapai 15 ton, sedangkan kemiri sebanyak 4 ton. Hasil panen tersebut nantinya akan diolah menjadi berbagai produk turunan seperti minyak kemiri, sirup markisa, dan biji kopi.
Namun demikian, Supaat mengakui bahwa kuantitas hasil panen masih tergolong minim karena penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) yang belum optimal serta membutuhkan dukungan pemerintah.
”Dari segi alat dan mesin kami belum maksimal. Sehingga kami butuh bantuan pemerintah,” kata Supaat, Rabu (8/10/2025).
Selain itu, lanjut Supaat, kelompok tani juga mendukung gerakan penanaman pohon yang memiliki nilai ekonomi sekaligus mampu menyerap air. Gerakan tersebut penting mengingat debit air di beberapa sumber mata air mulai berkurang dan membutuhkan perhatian khusus.
“Masalah air juga sudah mulai berkurang. Tentu sangat berpengaruh dengan hasil panen kami,” ungkap Supaat.
Penanaman Pohon...
Mendapati keluhan tersebut, Bupati Jepara Witiarso Utomo menyebut, bahwa saat ini sedang berjalan proyek peningkatan jaringan irigasi di wilayah Desa Bungu. Proyek itu didanai oleh pemerintah pusat melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 2 Tahun 2025.
Proyek itu ditangani langsung oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana. Revitalisasi irigasi yang nantinya dapat mengaliri hingga 18 hektare lahan pertanian di Desa Bungu.
”Dari 100 persen (anggaran pembangunan) di BBWS ini, Jepara ini dapat 30 persen sendiri. Ini harus dimaksimalkan untuk pertanian kita,” ujarnya.
Melalui pembangunan jembatan dan irigasi tersebut, Wiwit berharap, manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat, khususnya dalam mendorong peningkatan ekonomi dan memperkuat ketahanan pangan di wilayah sekitar.
Soal harapan petani yang ingin adanya gerakan penanaman pohon penyerap air, Wiwit menyatakan akan segera menjalankannya.
Dia menyebut akan menanam sejumlah jenis pohon. Seperti pohon nangka, karet, aren, sukun, atau kemiri yang memiliki nilai ekonomi dan manfaat untuk ke depannya.
”Itu masukan yang baik, kami segera dilaksanakan terutama untuk penanaman pohon ini,” pungkas Wiwit.
Editor: Dani Agus