Naskah tersebut mengisahkan Lestari, seorang perempuan yang enggan melanjutkan warisan usaha orang tuanya. Lestari yang masih SMA lebih memilih akan bekerja di pabrik ketimbang melanjutkan usaha ukir peninggalan orang tuanya.
”Untuk apa, bu? Percuma semua itu membuang waktu. Mending cari kerja yang sudah jelas hasilnya,” begitu kata Lestari yang diperankan Hetta Kumala.
Lantaran terus didesak ibunya, Lestari pun murka. Foto keluarga tergantung di dinding dipecah.
Kotak penyimpanan pahat peninggalan ayahnya pun dibanting. Sontak, tangis Indah, adik Lestari dan ibunya pecah. Pagi yang cerah seketika menjadi muram.
Sang ibu kemudian menunjukkan surat yang ditulis sang ayah. Dalam surat itu, sang ayah berpesan agar anak-anaknya mau meneruskan apa yang sudah ia banguun.
”Bapak kalian ingin kalian anak-anaknya tahu dan paham dengan sejarah ukir, apa lagi yang di Jepara ini. Bapak ingin kalian menjadi orang yang hebat seperti bapak. Bapak adalah pengukir hebat,” kata sang Ibu yang diperankan Dwi Laily Syifa.
Mendengar kalimat itu, Lestari pun tersadar. Niat Lestari bekerja di pabrik sirna.
Murianews, Jepara – Teater Bosas sukses menjuarai Festival Teater Jepara (Festara) 2025. Dalam agenda yang digelar Dewan Kesenian Daerah (DKD) Jepara pada Jumat-Minggu (7-9/11/2025) itu, Bosas membawakan naskah berjudul Warisan Bapak.
Naskah tersebut mengisahkan Lestari, seorang perempuan yang enggan melanjutkan warisan usaha orang tuanya. Lestari yang masih SMA lebih memilih akan bekerja di pabrik ketimbang melanjutkan usaha ukir peninggalan orang tuanya.
”Untuk apa, bu? Percuma semua itu membuang waktu. Mending cari kerja yang sudah jelas hasilnya,” begitu kata Lestari yang diperankan Hetta Kumala.
Lantaran terus didesak ibunya, Lestari pun murka. Foto keluarga tergantung di dinding dipecah.
Kotak penyimpanan pahat peninggalan ayahnya pun dibanting. Sontak, tangis Indah, adik Lestari dan ibunya pecah. Pagi yang cerah seketika menjadi muram.
Sang ibu kemudian menunjukkan surat yang ditulis sang ayah. Dalam surat itu, sang ayah berpesan agar anak-anaknya mau meneruskan apa yang sudah ia banguun.
”Bapak kalian ingin kalian anak-anaknya tahu dan paham dengan sejarah ukir, apa lagi yang di Jepara ini. Bapak ingin kalian menjadi orang yang hebat seperti bapak. Bapak adalah pengukir hebat,” kata sang Ibu yang diperankan Dwi Laily Syifa.
Mendengar kalimat itu, Lestari pun tersadar. Niat Lestari bekerja di pabrik sirna.
Raih Juara 1...
Lantas, Lestari bersama adiknya, Indah, dan ibunya bergegas membersihkan tempat usaha mengukir warisan orangtunya.
Lakon Warisan Bapak yang disutradarai Reza Agnes Sindy itu berhasil keluar sebagai Juara 1 Festara 2025. Mereka menepikan 13 peserta lainnya.
Pementasan berdurasi 40 menit itu juga berhasil mengantarkan Hetta Kumala sebagai Aktris Utama terbaik. Kelompok teater Bosas juga membawa piala nominasi setting proprti terbaik.
Tahun ini, Festera mengangkat tema seni ukir. Beragam persoalan sosial yang terjadi hari ini berkait keberlangsungan seni ukir mampu dihadirkan dengan baik oleh para peserta.
Ketua DKD Jepara, Kustam Erey Kristiawan, menyampaikan Festera 2025 ini, DKD Jepara juga memberikan penghargaan kepada kelopok Teater Kelakon dari Karimunjawa sebagai kelompok perintis dan pelopor seni teater di wilayah kepulauan Karimunjawa.
Sejak pertama Festera diselenggarakan 10 tahun lalu, belum pernah ada kelompok teater dari Karimunjawa sebagai peserta. Baru tahun ini ada kelompok dari Karimunjawa.
”(penghargaan) tidak hanya proses berteaternya saja, kawan-kawan dari Karimunjawa mau pentas di darat (Jepara) itu juga butuh perjuangan yang luar biasa,” ujar Kustam, Senin (10/11/2025).
Pemenang Lainnya...
Sebagai informasi, peringkat kedua dalam Festara 2025 ini diraih kelompok teater Turi dan teater Among Jiwo sebagai peringkat 3.
Adapun , Sutradara Terbaik diraih Kurniawan Saputra. Kemudian nominasi makup kostum terbaik diraih kelompok teater Among Jiwo.
Lalu piala Aktor Utama Terbaik jatuh pada Richard Arya dari kelompok teater Piss. Sementara Aktor/ Aktris Pembantu Terbaik diraih Najwa dari kelompok teater Bp.
Editor: Zulkifli Fahmi