Tiga Mantan Napiter Kudus Ikuti Upacara Peringatan HUT Ke-79 RI
Muhamad Fatkhul Huda
Sabtu, 17 Agustus 2024 14:16:00
Murianews, Kudus – Tiga mantan narapidana tindak pidana terorisme atau Eksnapiter di Kabupaten Kudus, mengikuti upacara pengibaran berdera merah putih di dalam rangka HUT Ke-79 RI di Alun-Alun setempat, Sabtu (17/8/2023).
Amir Mahmud, salah satu mantan napiter di Kudus mengungkapkan rasa antusiasme yang besar dalam mengikuti peringatan HUT Ke-79 RI ini. Ia menegaskan komitmennya untuk kembali menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan menolak ajaran radikalisme yang pernah mempengaruhi dirinya.
”Kami sangat semangat, sebagai warga negara Indonesia berharap Indonesia maju. NKRI harga mati,” ujarnya kepada Murianews.com pada Sabtu (17/8/2024).
Amir menjelaskan jika dirinya telah berkoordinasi dengan Kapolres Kudus, Kapolsek Kota, serta pemuka agama dan tokoh masyarakat untuk memperkuat kembali rasa nasionalismenya. Langkah ini diambil sebagai bagian dari keputusannya untuk kembali bergabung dengan masyarakat yang cinta damai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan.
Ia juga menceritakan pengalamannya saat masih terpapar radikalisme. Menurutnya, pada masa itu, ia sering mengikuti pengajian yang diyakininya sebagai ajaran yang benar, meskipun ternyata mengandung unsur-unsur radikalisme.
Karena pemahaman agamanya yang belum mendalam, ia dengan mudah terjerumus ke dalam aktivitas yang bertentangan dengan ajaran Islam yang sebenarnya.
”Waktu itu kami mengadakan pelatihan askari (keprajuritan), persenjataan, hingga pelatihan merakit bom. Kalau melakukan pengeboman belum pernah. Untuk perakitannya dilaksanakan di daerah luar Jawa,” jelas Amir.
Sebagai warga asli Kudus, Amir mengungkapkan jika terdapat sekitar enam hingga delapan mantan napiter. Ia mengaku bahwa setelah melewati proses introspeksi dan pendekatan dengan berbagai pihak, ia kini memahami bahwa ajaran Islam dan NKRI sama-sama menolak kekerasan dalam bentuk apa pun.
Dalam peringatan HUT ke-79 RI ini, Amir memberikan pesan kepada para pemuda dan seluruh masyarakat Kudus untuk selalu waspada terhadap ajaran kekerasan yang menyimpang. Ia menegaskan bahwa Islam tidak mengajarkan tindakan kekerasan, dan demikian pula dengan Negara Republik Indonesia yang menjunjung tinggi perdamaian dan keadilan.
”Negara Republik Indonesia pun melarang adanya kekerasan. Jadi, Indonesia dan agama Islam sama-sama melarang adanya kekerasan,” tutupnya.
Editor: Cholis Anwar



