Sulap Sampah Jadi Cuan, Pria Kudus Ini Raup Rp 800 Ribu Sepekan
Muhamad Fatkhul Huda
Jumat, 27 September 2024 15:23:00
Murianews, Kudus – Inovasi cerdas dalam mengelola sampah dilakukan oleh Ananda Yoga Saputro, seorang pemuda asal Desa Loram Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus. Dengan memanfaatkan sampah organik, ia sukses membudidayakan maggot dan menghasilkan uang hingga Rp 800 ribu setiap pekannya.
Di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Desa Loram Kulon, Yoga telah menjalankan usaha budidaya maggot selama dua bulan terakhir. Dalam sepekan, ia mampu memanen hingga satu kuintal maggot yang dijual dengan harga Rp 8.000 per kilogram.
”Saya baru mulai dua bulan ini. Bulan pertama digunakan untuk adaptasi, dan bulan kedua sudah mulai menata siklus budidaya,” ujar Yoga saat ditemui Murianews.com pada Jumat (27/9/2024).
Alasan utama Yoga menggeluti usaha ini adalah keresahannya melihat banyaknya sampah, terutama sampah organik, di lingkungan sekitarnya. Dengan budidaya maggot, ia berhasil mengurangi volume sampah sebesar 20 hingga 30 persen di desanya. Proses ini juga sekaligus membantu memilah antara sampah organik dan anorganik di TPS.
”Setiap harinya ada enam kendaraan roda tiga yang mengangkut sampah ke TPS. Dua di antaranya digunakan untuk budidaya maggot. Kami juga bekerja sama dengan pemulung untuk memilah sampah anorganik,” jelasnya.
Maggot yang dibudidayakan Yoga dimanfaatkan sebagai pakan ternak, seperti ayam petelur, ikan lele, ikan nila, bebek, dan berbagai jenis hewan lainnya. Saat ini, permintaan maggot terus meningkat, dengan pembeli yang datang setiap hari untuk mengambil 15 hingga 20 kilogram maggot.
Melihat potensi yang besar, Yoga menargetkan untuk bisa memanen satu kuintal maggot setiap harinya pada siklus bulan depan. Pembelinya tidak hanya berasal dari Kudus, tetapi juga dari luar kota.
”Permintaan terus berkembang, dan ke depan kami akan menambah produksi,” ungkapnya.
Yoga berharap budidaya maggotnya dapat berkembang lebih pesat dan mampu menarik lebih banyak mitra untuk berkolaborasi. Selain itu, ia ingin menjadikan tempat budidayanya sebagai pusat studi maggot di Kudus, di mana banyak orang sudah mulai datang untuk belajar, termasuk anggota karang taruna dan warga sekitar.
”Banyak yang datang ke sini untuk belajar budidaya maggot, mulai dari karang taruna hingga warga sekitar,” pungkasnya.
Editor: Cholis Anwar



