Dalam pentas itu, Studio One membawakan cerita perjuangan Raden Ajeng (RA) Kartini dalam pendidikan. Tema itu dipilih karena ingin mengangkat hak perempuan di dunia pendidikan.
Ketua Teater Studio One Labibah Nida mengatakan, kisah berawal dari saat RA Kartini melihat anak-anak sedang bermain. Saat ditemui, ternyata anak-anak itu tidak bisa membaca dan menulis.
’’Akhirnya Kartini ingin mengajari anak-anak itu tapi dilarang oleh ayahnya karena akan dipingit seorang bupati. Kartini mengajukan syarat, ia mau dipingit kalau dibangunkan sekolah,’’ ungkapnya, pada Murianews.com, Senin (25/11/2024).
Labibah menyatakan, pementasan ini dimainkan sembilan orang. Mereka aktif dalam ekstrakulikuler teater SMA 1 Kudus yang bernama Studio One.
’’Persiapan untuk pementasan ini dua pekan, untuk latihan biasanya setelah pulang sekolah,’’ pungkasnya.
Murianews, Kudus – Kelompok teater SMA 1 Kudus, Studio One persembahkan pentas teater di Hari Guru Nasional. Mereka menyinggung pendidikan kaum perempuan di Indonesia dalam pentas itu.
Dalam pentas itu, Studio One membawakan cerita perjuangan Raden Ajeng (RA) Kartini dalam pendidikan. Tema itu dipilih karena ingin mengangkat hak perempuan di dunia pendidikan.
Ketua Teater Studio One Labibah Nida mengatakan, kisah berawal dari saat RA Kartini melihat anak-anak sedang bermain. Saat ditemui, ternyata anak-anak itu tidak bisa membaca dan menulis.
’’Akhirnya Kartini ingin mengajari anak-anak itu tapi dilarang oleh ayahnya karena akan dipingit seorang bupati. Kartini mengajukan syarat, ia mau dipingit kalau dibangunkan sekolah,’’ ungkapnya, pada Murianews.com, Senin (25/11/2024).
Ia menyebut, alasan memilih kisah RA Kartini untuk menyuarakan secara luas kisah perjuangannya. Terutama perjuangan dalam memenuhi hak-hak perempuan dalam pendidikan.
Labibah menyatakan, pementasan ini dimainkan sembilan orang. Mereka aktif dalam ekstrakulikuler teater SMA 1 Kudus yang bernama Studio One.
’’Persiapan untuk pementasan ini dua pekan, untuk latihan biasanya setelah pulang sekolah,’’ pungkasnya.
Terkesan Dianaktirikan...
Pembina Teater Studio One, Ratri Kusumarini mengatakan, saat ini zaman sudah maju dengan dominasi gen z. Namun, pendidikan perempuan belum sepenuhnya terpenuhi.
’’masih ada kesan dianaktirikan,’’ terangnya.
Menurutnya, masih banyak perempuan yang terganjal dalam menempuh pendidikan tinggi. Ia melihat jumlah perempuan yang bisa merasakan bangku kuliah saat ini masih sedikit.
Ia berharap, perempuan-perempuan di luar sana memiliki semangat menempuh pendidikan. Terlebih lagi siswi-siswi SMA 1 Kudus yang menyaksikan pementasan.
’’Selain itu, kami juga ingin mengenalkan teater kepada anak-anak. Sebab teater bisa menjadi alternatif pembelajaran yang langsung menyentuh rasa anak-anak, ini bisa membekas dan teringat dengan mudah,’’ ujarnya.
Editor: Zulkifli Fahmi