Bawaslu Rembang Petakan 12 TPS Rawan Intimidasi Saat Pilkada Serentak

Murianews, Rembang – Sebanyak 12 TPS (Tempat Pemungutan Suara) di Pilkada Rembang dinilai rawan terjadinya intimidasi kepada petugas pemungutas suara. TPS itu tersebar di dua kecamatan yang ada di Kabupaten Rembang.

Anggota Badan Pengawa Pemilu Kabupaten Rembang (Bawaslu Rembang), Muhammad Bayanul Lail menyatakan, dua kecamatan itu adalah Kecamatan Kragan dan Kaliori. Di dua kecamatan itu pernah terjadi tindakan intimidasi kepada petugas TPS.

”Kami ambil data dari pemilu 2024 lalu dan pilkada 2020 menemukan 12 TPS yang rawan intimidasi itu,” ungkapnya kepada Murianews.com, Selasa (26/11/2024).

Guna mengantisipasi hal itu terulang kembali, Bawaslu Rembang melakukan koordinasi dan peningkatan pengawasan. Pihaknya akan menambah intensitas patrolis agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan saat pemungutan berlangsung di TPS itu.

Bayanul menyampaikan telah melakukan sosialisasi dan pendidikan politik kepada masyarakat. Pihaknya turut menggandeng organisasi massa untuk berkolaborasi menjaga kelancaraan Pilkada Rembang 2024.

”Kami imbau masyarakat terlibat dalam pengawasan partisipatif. Masyarakat bisa mengadukan pada posko aduan jika terjadi hal yang kurang baik. Bawaslu membuka posko aduan pada setiap kecamatan dan Kantor Bawaslu Rembang,” terangnya.

Bawaslu Rembang memetakan...

Selain itu, Bawaslu Rembang turut memetakan TPS yang berpotensi terdampak bencana. Terdapat dua TPS yang rawan bencana di wilayah Rembang kota.

Keduanya memiliki potensi terkena banjir bandang. Akan tetapi, potensi itu dinilai sangat kecil kemungkinannya akan terjadi.

”Kita perlu waspada saja, soalnya dua TPS itu berada di daerah yang rendah,” ungkapnya.

Pihaknya juga memetakan potensi kerawanan lainnya seperti TPS pemilih disabilitas, pemilih tidak memenuhi syarat, pemilih pindahan. Tidak hanya itu, ada juga TPS yang memiliki riwayat kekurangan atau kelebihan logistik.

Pada pilkada serentak 2024 ini, Kabupaten Rembang memiliki 1053 TPS yang tersebar di 14 kecamatan dan 294 desa.

Editor: Budi Santoso